Kompas TV nasional politik

Jokowi Ingin Bertemu Elite-Elite Parpol, Pengamat: Kita Butuh Oposisi Kuat agar Demokrasi Sehat

Kompas.tv - 20 Februari 2024, 21:41 WIB
jokowi-ingin-bertemu-elite-elite-parpol-pengamat-kita-butuh-oposisi-kuat-agar-demokrasi-sehat
Foto arsip. Presiden Joko Widodo (kiri) berpelukan dengan Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh (kanan), saat menghadiri penutupan Kongres Kedua Partai NasDem dan HUT ke-8 Partai NasDem, di Jakarta, Senin (11/11/2019). (Sumber: Antara)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik, Ujang Komarudin, menilai Indonesia membutuhkan oposisi yang kuat di parlemen agar demokrasi berlangsung dengan sehat. Namun, ia menyoroti karakteristik partai politik (parpol) di Indonesia yang umumnya tidak tahan menjadi oposisi.

Hal tersebut disampaikan Ujang menanggapi pertemuan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

Usai pertemuan tersebut, Jokowi mengaku hendak menjadi "jembatan" dalam perpolitikan Tanah Air. Pada Selasa (20/2/2024), Jokowi mengungkapkan niatnya untuk bertemu dengan elite-elite parpol lain usai bertemu Surya Paloh.

Baca Juga: Jokowi Akui Reshuffle Kabinet Besok Rabu Pon, Lantik Menko Polhukam dan Menteri ATR/BPN?

Ujang menilai langkah Jokowi tidak salah jika ingin mendorong koalisi besar untuk pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Ia menyoroti, dari parpol-parpol anggota Koalisi Indonesia Maju saat ini, hanya empat yang diproyeksikan masuk ke parlemen, yakni Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat.

"Butuh penambahan partai politik, yang kalah agar bisa bergabung. Dalam konteks itu, bisa jadi (yang dimaksud Jokowi) jembatan itu bisa jadi jembatan komunikasi antara partai-partai yang kalah, salah satunya NasDem, berkomunikasi dengan Prabowo, dengan Koalisi Indonesia Maju,” kata Ujang dalam program “Kompas Petang” Kompas TV, Selasa.

Pengamat politik lulusan Universitas Indonesia itu menyebut Prabowo-Gibran butuh pemerintahan yang kuat. Ia pun memprediksi banyak partai yang tergoda bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Saya meyakini, mohon maaf ya, ini prediksi saya bahwa pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi adalah bagian indikasi kelihatannya NasDem ingin juga merapat ke kekuasaan. Dan itu naluriah politisi, naluriah partai, yang ingin membuat partai berkuasa,” kata Ujang.

Baca Juga: Usai Bertemu Surya Paloh, Jokowi Bilang Akan Undang Semua Elite Parpol

Meskipun demikian, dia menilai Indonesia butuh oposisi yang kuat untuk melaksanakan fungsi check and balances terhadap pemerintah.

Ia menyoroti pemerintahan Jokowi yang mengumpulkan lebih dari 80 persen kekuatan di parlemen, sehingga peran oposisi utama justru diisi oleh masyarakat sipil.

"Ini tentu sebuah demokrasi yang kurang sehat, oposisi non-parlementer. Dan ini tidak baik. Kalau kita ingin membangun sebuah kekuatan oposisi, maka hadirkan di parlemen,” katanya. 

“Dalam konteks parlemen itu, maka mestinya (parpol) yang kalah, bukan berati tidak boleh bergabung dengan pemerintah, tapi bagaimana membangun kesolidan partai oposisi agar ada check and balances ke depan jalannya pemerintahan."

"Itu yang dibutuhkan kita semua, karena kekuasaan itu, siapa pun yang berkuasa, cenderung bisa disalahgunakan.”

Sementara Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto menilai pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh sebatas silaturahmi.

Ia pun menekankan, langkah Jokowi harus diapresiasi, bukan malah dicurigai sebagai upaya konsolidasi untuk koalisi besar.

"Sekali lagi, kontestasi pilpres dan pileg ini sudah selesai. Jangan kita bawa ke arah yang perseturuan yang tidak ada ujungnya. Kita perlu bersatu kembali, guyub kembali,” kata Yandri dalam program yang sama.

Baca Juga: Belum Disahkan KPU Komposisi Menteri Prabowo-Gibran Sudah Beredar, Ini Nama-nama yang Masuk

 

Presiden Jokowi mengaku akan mengundang semua elite parpol untuk bertemu. Hal tersebut disampaikan Jokowi usai pertemuannya dengan Surya Paloh pada Minggu (18/2/2024), menuai sorotan.

“Semua, semua (akan diundang)," kata Jokowi usai menghadiri acara Puncak Peringatan Hari Pers Nasional 2024 di kawasan Ancol, Jakarta, Selasa (20/2/2024).

Saat ditanya lebih jauh apakah akan mengundang elite PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jokowi menegaskan semua parpol diundang.

“Semua diundang,” katanya menegaskan.


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x