JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan sejumlah imbauan terkait fenomena cuaca ekstrem puting beliung yang masih bisa terjadi.
Seperti yang diketahui, fenomena cuaca ekstrem puting beliung terjadi di Rancaekek, Bandung pada Rabu (21/2/2024) sore kemarin.
Berdasarkan visual yang beredar, puting beliung yang terjadi pada pukul 15.30-16.00 WIB itu berputar di sekitar lokasi kejadian serta menimbulkan beberapa kerusakan di sekitarnya.
Dilansir dari Kompas.id, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat mencatat, sebanyak 735 keluarga dan 116 bangunan terdampak angin puting beliung di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang. Lebih dari itu, juga ada 32 warga yang terluka, 20 di antaranya harus dirawat di rumah sakit.
Kepala Pusat Meterologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan, puting beliung tersebut terjadi karena adanya pergerakan massa udara yang kuar di awan konvektif.
"Jadi sebenarnya adalah puting beliung ini dipicu oleh adanya awan konvektif atau awan CB (cumulonimbus) dan adanya pergerakan massa udara yang kuat disekitar awan tersebut yang naik ke atas. Biasanya durasinya sangat singkat antara 2 sampai 10 menit," kata Andri dalam program Kompas Petang di KompasTV, Kamis (22/2).
"Awan CB tersebut bahan bakarnya adalah udara yang sangat lembab. Jika pasokan udara tersebut tidak tersedia dan aktivitas massa udara naik terus terjadi maka akan menghisap apa yang ada di sekitarnya."
Andri menjelaskan, jika dibandingkan dengan tornado yang terjadi di Amerika Serikat, fenomena ini skalanya sangat kecil.
Baca Juga: Kenapa di Indonesia Tornado Disebut Puting Beliung? Begini Penjelasan BMKG
Namun untuk peristiwa puting beliung yang ada di Indonesia, termasuk kategori yang sangat kuat.
"Kalau kita bicara skala tornado, ini paling kecil, karena tornado di Amerika sangat dahsyat. Kalau bicara puting beliung, bahasa yang familiar di kita, ini kategorinya sangat kuat," ujarnya.
Mengingat saat ini masih ada potensi cuaca ekstrem di Indonesia, Andri menuturkan puting beliung bisa saja terjadi di daerah lain.
"Bisa terjadi di daerah lain ketika pemicu terpenuhi. Dan biasanya terjadi sebelum musim hujan, saat musim hujan dan sebelum berakhirnya musim hujan," ucapnya.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan, pembentukan angin puting beliung sulit dicegah. Namun, masyarakat bisa menghindari apabila puting beliung tersebut terjadi.
Berikut tips dan imbauan dari BMKG terkait puting beliung:
Baca Juga: Bey Machmudin: Tak Ada Korban Jiwa akibat Puting Beliung, Korban Luka Ditanggung Pemerintah
Baca Juga: 379 Rumah Warga di Rancaekek Bandung Rusak Diterjang Puting Beliung
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.