Kompas TV nasional humaniora

Kisah Kesehatan di Awal Kemerdekaan (III): Empat Penyakit Rakyat di Tengah Propaganda Antikomunisme

Kompas.tv - 20 April 2024, 06:00 WIB
kisah-kesehatan-di-awal-kemerdekaan-iii-empat-penyakit-rakyat-di-tengah-propaganda-antikomunisme
Dokter Belanda sedang menyuntik pasien yang terkena frambusia. (Sumber:Tropenmuseum)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejak tahun 1950-an, Indonesia secara aktif menerima bantuan kesehatan dan pembangunan internasional, khususnya dalam pemberantasan penyakit, melalui lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti WHO, Unicef, dan Kantor Regional WHO untuk Asia Tenggara (SEARO).

Bantuan kesehatan dari negara-negara Barat untuk kawasan Asia dan Afrika itu disebut sebagai kemampuan sains Barat dalam melakukan modernisasi kepada negara-negara dunia ketiga.

Di Indonesia, kala itu marak empat jenis penyakit yang lazim diderita masyarakat yaitu malaria, tuberkulosis, frambusia (infeksi kulit) dan lepra.

Empat penyakit ini lazim disebut "Penyakit Rakyat" yang mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Sederet Penyakit Kronis yang Auto Kambuh Pasca-Lebaran

Namun, cara pemerintah Indonesia memberantas empat penyakit rakyat ini berkaitan dengan bantuan dari negara-negara Barat, dinilai berbau propaganda ideologi.

Dalam lingkaran kebijakan pemerintah Amerika Serikat, sebagai negara pemberi bantuan, pemberantasan penyakit (terutama malaria) dipandang sebagai senjata untuk membendung penyebaran faham komunisme.

Maklum, pada tahun-tahun di awal kemerdekaan itu, perang ideologi antara komunisme di Timur dan kapitalis di Barat mulai gencar.

Semakin gencar memberantas penyakit malaria, maka dinilai sebagai cara efektif membendung faham komunis. Karena kemiskinan dan penyakit adalah tempat berkembangnya komunisme.  

Vivek Neelakantan, dalam buku "Memelihara Jiwa-Raga Bangsa" (penerbit Kompas) menyebutkan, "Kampanye pemberantasan penyakit yang dirumuskan selama era 1950-an mengungkapkan tekanan antara ambisi Indonesia untuk mempertahankan kendali atas kebijakan kesehatannya versus keterbukaan terhadap bantuan internasional."

Baca Juga: Kenali 10 Gejala dan Penyebab Penyakit Langka Anemia Aplastik, Trombosit Turun Terus Seperti DBD

Di sisi lain, Amerika Serikat telah melakukan intervensi politik lewat pendanaan kampanye pemberantasan penyakit di berbagai negara dengan tujuan membeli kesetiaan para pemimpin negara-negara tersebut dalam rangka memerangi komunisme.

Namun Indonesia berusaha mencari jalannya sendiri dalam kebijakan kesehatan. Indonesia berusaha dengan hati-hati menyeimbangkan kedaulatan dan keterbukaan terhadap kerja sama internasional.  


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x