Kompas TV nasional hukum

Apa Itu Vaping Liquid Ganja atau THC yang Dipakai Selebgram Chandrika Chika

Kompas.tv - 25 April 2024, 02:00 WIB
apa-itu-vaping-liquid-ganja-atau-thc-yang-dipakai-selebgram-chandrika-chika
Selebgram Chandrika Chika. (Sumber: Instagram/@chndrika_)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Gading Persada

Sehingga tidak heran banyak digunakan untuk liquid dalam kandungan vape, karena dipercaya dapat memberikan perasaan euforia dan mempengaruhi rasa sakit, suasana hati, serta perasaan lainnya.

Cara kerjanya adalah kandungan THC di dalam liquid ganja ini akan mempengaruhi reseptor cannabinoid di otak, yang dapat menimbulkan reaksi berbeda-beda pada tiap orang.

Umumnya seseorang menggunakan ganja, termasuk penggunaan vaping liquid ganja dengan kandungan THC untuk mengatasi kecemasan, insomnia, nyeri kronis, dan depresi. 

THC sendiri oleh FDA diatur penggunaannya khusus untuk kondisi medis tertentu, seperti kanker, AIDS, dan epilepsi, akan tetapi penggunaan THC ini juga dipilih dari tanaman ganja murni yang diolah.

Bahaya Vaping Liquid Ganja/THC

Para ahli telah menyebutkan berbagai bahaya yang diakibat dari menggunakan vaping liquid ganja dengan kandungan THC ini, salah satunya karena terdapat kandungan vitamin E asetat yang sangat berbahaya bagi paru-paru.

Baca Juga: Polisi Sebut Selebgram Chandrika Chika Sudah 1 Tahun Lebih Pakai Narkoba

CDC sendiri telah merekomendasi untuk menghindari penggunaan rokok elektrik dan produk vaping, khususnya yang mengandung liquid ganja dengan kandungan THC, karena sekali menghirup asap ini dapat bepengaruh secara signifikan pada paru-paru.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa penggunaan ganja memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang, di mana jangka pendek dari penggunaan ganja adalah masalah koordinasi, meningkatnya kecemasan, muncul masalah pada memori, indra yang terdistorsi, paranoid, gangguan tidur, dan peningkatan denyut jantung.

Sedangkan untuk efek jangka panjang yang diberikan oleh ganja adalah peningkatan risiko kecanduan, risiko batuk kronis, risiko skizofrenia, dll


 




Sumber : Kompas TV, Science Direct


BERITA LAINNYA



Close Ads x