Kompas TV nasional humaniora

Konsul Haji Minta Maktab Pahami Kultur Jemaah Haji Indonesia

Kompas.tv - 7 Mei 2024, 02:00 WIB
konsul-haji-minta-maktab-pahami-kultur-jemaah-haji-indonesia
Ilustrasi. Kementerian Agama terus melalukan percepatan penerbitan visa jemaah haji Indonesia. Hingga Jumat (3/5/2024) tercatat sudah lebih 195.000 visa jemaah haji reguler yang terbit atau sekitar 92% dari total kuota. (Sumber: Kemenag)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Gading Persada

JEDDAH, KOMPAS.TV - Konsul Haji pada Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah Nasrullah Jasam meminta para pemimpin maktab untuk memahami latar belakang calon jemaah haji Indonesia. Latar belakang itu mencakup kultur, budaya, pendidikan, termasuk usia dan profesi.

Pesan ini disampaikan Nasrullah saat memberikan materi pada Bimbingan Teknis terintegrasi yang diselenggarakan KUH KJRI bersama Masyariq (perusahaan penyedia layanan di Arab Saudi) di Jeddah, 5 - 6 Mei 2024. Bimtek diikuti koordinator wilayah pada Daerah Kerja Bandara, Makkah, dan Madinah, serta penghubung dan pengurus maktab.

Calon jemaah haji Indonesia terbagi dalam 73 maktab. Maktab adalah pihak ketiga yang diberi amanah Masyariq untuk memberikan layanan kepada calon jemaah haji. Untuk menjalankan tugasnya, maktab harus memiliki izin dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Setiap maktab mengutus tiga orang, terdiri atas ketua dan dua wakil. Sehingga, total ada 219 peserta dari 73 maktab yang mengikuti Bimtek.

Baca Juga: Barang dan Dokumen yang Harus Dibawa oleh Calon Jemaah Haji 2024, Ini Rinciannya dari Kemenag

“Para pimpinan maktab harus memahami latar belakang jemaah haji Indonesia, baik dari sisi kultur, pendidikan, usia, jenis kelamin dan profesi,” terang Nasrullah di Jeddah, Senin (6/5/2024), dalam siaran pers yang diterima Kompas.tv.

Tahun ini, Indonesia mendapat 241.000 kuota, terdiri atas 213.320 calon jemaah haji khusus dan 27.680 calon jemaah haji khusus. Nasrullah Jasam mengatakan, dari sisi usia, ada sekitar 45.000 calon jemaah haji Indonesia yang masuk kategori lansia (65 tahun ke atas).

“Jemaah haji Indonesia sangat beragama. Dari sisi pendidikan ada yang hanya lulusan sekolah dasar, ada juga yang guru besar. Secara kultur juga beragam karena mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia,” ujar Nasrullah.

“Bahkan, secara pengalaman bepergian juga beragam. Tidak sedikit jemaah haji Indonesia yang belum pernah bepergian ke luar negeri,” sambungnya.

Nasrullah berharap, konteks keragaman calon jemaah haji Indonesia ini bisa dipahami oleh pengurus Maktab. Pemahaman itu penting agar proses pelayanan yang diberikan juga bisa memperhatikan keragaman yang ada.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Masyariq M Amin Indragiri. Dia menekankan agar para pengurus maktab bisa memperhatikan keragaman tersebut dalam memberikan layanan. Selain itu, Amin juga menekankan pentingnya profesionalisme kerja dalam melayani para jemaah. 

“Kami mewakili Masyariq meminta agar maktab berkerja secara professional,” tegasnya.

Baca Juga: Jadi Syarat Wajib, Seluruh Calon Jemaah Haji Bandarlampung 2024 Telah Divaksin Meningitis


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x