Kompas TV nasional rumah pemilu

Pengamat: Peluang Anies-Ahok Duet di Pilkada Jakarta di Bawah 50 Persen, Potensialnya Berhadapan

Kompas.tv - 8 Mei 2024, 11:21 WIB
pengamat-peluang-anies-ahok-duet-di-pilkada-jakarta-di-bawah-50-persen-potensialnya-berhadapan
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kanan) bersama calon Gubernur DKI Anies Baswedan (kiri) saling berjabat tangan usai melakukan pertemuan di Balai Kota, Jakarta, Kamis (20/4/2017). (Sumber: Arsip ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengamat Politik dari Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menyebut peluang Anies Baswedan berduet dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada Jakarta angkanya di bawah 50 persen.

Menurut Ray, keduanya lebih berpeluang untuk dihadap-hadapkan kembali di pertarungan Pilkada Jakarta.

Hal tersebut disampaikan oleh Ray Rangkuti dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Rabu (8/5/2024).

“Kalau kita buat dalam persentase, saya kira di bawah 50 persen, agak sulit,” ucap Ray.

“Pertama seperti yang disebutkan tadi kan, siapa menempati posisi pertama dan yang kedua,” imbuhnya.

Baca Juga: Jokowi Senyum Lebar Disebut sebagai Inisiator Pertemuan Megawati dengan Prabowo

Kemudian, kata Ray, PDI Perjuangan tempat Ahok bernaung tidak punya tradisi menempatkan kadernya di nomor dua dalam Pilkada.

Apalagi di Jakarta, posisi PDI Perjuangan di pemilu kemarin menempati posisi nomor dua sebagai partai politik yang banyak dipilih rakyat.

“PDIP tidak punya tradisi menempatkan kadernya sebagai nomor dua kalau mereka posisi suara yang sangat banyak, kan di Jakarta mereka memiliki kursi kedua terbesar setelah PKS, Jadi nggak lazim bagi PDI Perjuangan,” ujar Ray.

Selain itu, Ray menuturkan, PDI Perjuangan adalah partai yang cukup berani memajukan kadernya meskipun tingkat keterkenalannya tidak cukup baik. Contohnya, lanjut Ray, di Pilkada Jawab Barat.

Baca Juga: Jokowi Benarkan Pernyataan Luhut soal Prabowo Harus Hindari Orang "Toxic" di Pemerintahannya

“Oleh karena itu pilihan bagi PDI Perjuangan itu memajukan kader mereka sendiri tidak bisa ditawar, kalau Anies mau nomor 2 ya silakan, kalau Anies tidak mau, ya artinya nggak akan ketemu. Dan besar kemungkinan Anies nggak mau menjadi orang nomor 2 di Jakarta,” jelas Ray.

Ray menambahkan, peluang rendahnya Anies-Ahok disatukan di Pilkada Jakarta juga dipicu hubungan elit parpol di balik kedua tokoh tersebut.

“Apalagi kemudian Anies diusung NasDem yang masih memiliki hubungan yang mungkin berbeda dengan PDI Perjuangan. Oleh karena itu saya nggak melihat itu sesuatu yang potensial didorong,” kata Ray.

“Yang paling potensial itu justru kedua-duanya berhadap-hadapan, rematch,” tegasnya.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x