Kompas TV nasional politik

Saat Megawati Sindir Pemerintahan Jokowi, Istana: Presiden Berbagi Kebahagian dengan Warga Jogja

Kompas.tv - 25 Mei 2024, 08:55 WIB
saat-megawati-sindir-pemerintahan-jokowi-istana-presiden-berbagi-kebahagian-dengan-warga-jogja
Foto arsip. Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin berjalan bersama mendampingi Ketua BPIP Megawati Soekarnoputri di Istana Negara, Selasa (15/8/2023). (Sumber: Dok. Sekretariat Presiden via Kompas.com)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS TV - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan atau PDI-P Megawati Soekarnoputri mengucapkan kalimat bernada sindiran kepada kinerja pemerintahan Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin.

Adapun, pernyataan itu diucapkan Megawati dalam pidato politik di dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5/2024).  

Menanggapi hal itu, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan Presiden Jokowi tak akan menanggapi sindiran dari Megawati tersebut. 

Baca Juga: Momen Jokowi Bagikan Sembako di Gedung Agung Yogyakarta

"Presiden Jokowi tidak dalam posisi menanggapi pidato Ketum PDI-P, karena Rakernas PDI-P merupakan agenda internal dan pidato tersebut ditujukan untuk kalangan internal PDI-P," kata Ari kepada wartawan, Jumat (24/5).

Ari Dwipayana menjelaskan, Presiden Jokowi melangsungkan kegiatan di Yogyakarta dan melakukan aktivitas pembagian sembako kepada masyarakat saat PDI-P menggelar Rakernas-nya. 

"Bahkan, sore (kemarin), sekitar pukul 16.15 WIB, Presiden Jokowi justru sedang berbagi kebahagiaan bersama warga masyarakat sekitar Istana dengan membagikan sembako, termasuk untuk pedagang asongan, pengayuh becak, dan kaum difabel," kata Ari.

Sebelumnya diberitakan Kompas.tv, Megawati menyentil Mahkamah Konstitusi (MK) dalam memutuskan perkara bernomor 90 yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2024. 

Megawati menilai, dalam memutuskan perkara tersebut, MK seolah diintervensi kekuasaan. Bahkan putusan tersebut dinilai sudah mematikan moral dan etika.

"Nih Mahkamah Konstitusi (MK) juga sama. Karena apa? Bisa diintervensi oleh kekuasaan. Nampak jelas melalui keputusan terhadap Perkara Nomor 90 yang menimbulkan begitu banyak antipati, ambisi kekuasaan sukses mematikan etika moral dan hari nurani hingga tumpang tindih kewenangannya," ujar Megawati dalam pidato politiknya di Rakernas ke-V, Jumat (24/5).
 
Megawati juga menyinggung soal revisi Undang-Undang Mahkamah Konstitusi (MK) dan UU Penyiaran. Di awal pidato, Megawati menyampaikan tak masalah jika ada yang tidak hadir.

"Mereka tamu-tamu, saya undang, saya juga bertanya begini, monggo (silakan, red), siapa yang mau dateng, saya terima kasih sekali. Tapi kalau juga mungkin ndak mau dateng, ya saya terima kasih sekali," ujar Megawati.

Baca Juga: [TOP3NEWS] Pidato Politik Megawati, Jokowi Bagi Sembako di Yogya, Saksi Kunci Kasus Vina

"Kenapa, ya itu namanya kan keadilan. Monggo saja. Kalau orang Jawa bilang, monggo kerso (terserah, red). Ternyata Pak Try selalu ngikut saya," lanjut Megawati Soekarnoputri


 

.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x