Kompas TV nasional humaniora

Bayi Meninggal setelah Terima 4 Vaksin Sekaligus, Kemenkes: Imunisasi Ganda Aman dan Efektif

Kompas.tv - 30 Juni 2024, 20:13 WIB
bayi-meninggal-setelah-terima-4-vaksin-sekaligus-kemenkes-imunisasi-ganda-aman-dan-efektif
Ilustrasi pemberian imunisasi dasar pada bayi. (Sumber: SHUTTERSTOCK/Atiwat Witthayanurut)
Penulis : Dina Karina | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menerima laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Bayi laki-laki berinisial MKA meninggal beberapa jam setelah mendapatkan imunisasi dengan empat jenis vaksin.

Yaitu vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG) untuk penyakit tuberkulosis (TB), Difteri-Pertusis-Tetanus-Hepatitis B-Haemophilus Influenzae Type B (DPT-HB-Hib), Polio tetes dan Rotavirus untuk pencegahan diare.

Dari hasil investigasi yang dilakukan Komite Daerah (Komda) KIPI Jawa Barat, Pokja KIPI Kota Sukabumi, bersama Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, diketahui bayi tersebut lahir dengan bantuan bidan dan sudah mendapatkan vitamin K juga vaksin hepatitis B.

Namun, setelah lahir, bayi yang berusia hampir 3 bulan ini tidak pernah dibawa ke Puskesmas.

Ia baru kembali dibawa oleh orangtuanya saat berusia 2 bulan 28 hari ke Posyandu untuk mendapatkan imunisasi. 

Baca Juga: Ayah Bunda Wajib Tahu! Ini Daftar 14 Vaksin yang Masuk Imunisasi Dasar Rutin Kemenkes

Ketua Komda KIPI Jawa Barat Kusnandi Rusmil mengatakan, imunisasi yang diberikan tenaga kesehatan terhadap bayi MKA ini merupakan imunisasi ganda, yaitu pemberian lebih dari satu jenis vaksin dalam sekali kunjungan. 

"Pemberian imunisasi dengan 4 jenis vaksin (BCG, DPT-HB-Hib, Polio, Rotavirus) untuk melengkapi status imunisasinya dan mengejar imunisasi yang belum didapatkan," kata Kusnadi dalam siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Minggu (30/6/2024). 

Ia menerangkan, pada saat di Posyandu, terdapat 18 anak yang mendapatkan imunisasi pada hari tersebut dan ada 3 anak yang mendapatkan 4 jenis vaksin sama seperti almarhum bayi MKA, dan kondisinya saat ini sehat.

Setelah menerima imunisasi, bayi MKA pulang ke rumah. Pada waktu itu, kondisi bayi normal. Namun tak berapa lama menunjukkan gejala tubuh yang melemah.

Melihat kondisi sang anak tidak normal, orangtua bayi pun langsung menghubungi Puskesmas. 

Petugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lanjutan. 

Baca Juga: Kemenkes Tambahkan 3 Jenis Vaksin dalam Imunisasi Rutin untuk Anak, Ini Daftarnya

“Pertolongan pertama diberikan karena petugas imunisasi langsung datang ke rumah almarhum dan membawa ke rumah sakit untuk memberikan pertolongan lanjutan,” ujarnya. 

Sesampainya di rumah sakit, nyawa bayi MKA tidak terselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia.

Peristiwa meninggalnya bayi ini dilaporkan terjadi pada 11 Juni 2024.

Atas meninggalnya bayi MKA, keluarga almarhum menginginkan kasus kematian bayi tersebut diselidiki lebih lanjut.

Audit Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

Menyikapi laporan dugaan kematian Bayi MKA yang dikaitkan dengan imunisasi ganda, audit kausalitas telah dilakukan oleh Komda KIPI Jawa Barat dan Komisi Nasional (Komnas) KIPI.

“Audit KIPI telah dilakukan bersama Komda KIPI Jawa Barat dan Komnas KIPI. Hasil audit berdasarkan informasi yang ada adalah belum dapat dinyatakan penyebab kematian, apakah ada hubungan dengan imunisasi, rekomendasinya adalah dilakukan autopsi,” jelas Ketua Komnas Hindra Satari. 

Terkait rencana autopsi, pihak keluarga almarhum Bayi MKA tidak berkenan untuk dilakukan. Hal ini menyusul pihak keluarga yang juga mencabut tuntutan polisi dan kuasa hukum. 

Baca Juga: Cara Cek Sertifikat Vaksin Online Kemenkes Pakai HP 2024

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI pun sudah mengambil sampel vaksin yang disuntikkan kepada almarhum Bayi MKA. Pengambilan sampel vaksin dilakukan untuk menilai kualitas vaksin. 

Pemberian Suntikan Ganda Tetap Aman

Direktur Pengelolaan Imunisasi Prima Yosephine menegaskan, pemberian imunisasi secara ganda atau lebih dari satu jenis vaksin sudah direkomendasikan oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 

“Imunisasi ganda ini aman dalam satu kali kunjungan,” katanya. 

Pemberian vaksin sesuai jadwal imunisasi nasional dilakukan sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), baik jadwal imunisasi rutin maupun kejar (catch up).

“Pemberian imunisasi kombinasi (lebih dari satu antigen atau satu jenis vaksin) sama aman dan efektifnya dengan imunisasi tunggal,” terang Prima. 

Baca Juga: Kemenkes: Dampak Vaksin AstraZeneca Paling Lama 6 Bulan Setelah Suntik, Kalau Lebih Dipastikan Bukan

“Mendapatkan beberapa vaksin atau kombinasi vaksin dalam satu kunjungan penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit sedini mungkin. Hal ini juga memudahkan untuk menyelesaikan dosis yang dianjurkan tepat waktu.” lanjutnya. 

Penting ditekankan, lanjutnya, bahwa menerima suntikan dosis ganda juga tidak membebani sistem kekebalan tubuh. 

Antigen yang ada dalam vaksin hanyalah sebagian kecil dibandingkan dengan apa yang secara alami ditemui oleh tubuh kita setiap hari. 

Sebagaimana informasi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, data ilmiah menunjukkan, menerima kombinasi vaksin sekaligus tidak menimbulkan masalah kesehatan kronis.

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk melihat dampak pemberian berbagai kombinasi vaksin. 

Vaksin yang direkomendasikan terbukti efektif jika dikombinasikan maupun secara disuntikkan tunggal.

Terkadang kombinasi vaksin tertentu yang diberikan bersamaan dapat menyebabkan demam. 

Baca Juga: Infeksi Bakteri "Pemakan Daging" di Jepang Nyaris 1.000 Kasus, Sudah sampai Indonesia?

Tetapi kondisi ini bersifat sementara dan tidak menyebabkan kerusakan permanen. Ia memaparkan, di Indonesia manfaat imunisasi ganda, antara lain: 

  • Memberikan perlindungan secepat mungkin

Imunisasi diberikan tepat waktu secepat mungkin untuk melindungi anak pada usia yang rentan. 

  • Efisien 

Pemberian beberapa imunisasi secara bersamaan mengurangi jumlah kunjungan sehingga orangtua dan anak tidak perlu datang berulang kali ke fasilitas kesehatan. 

  • Mengurangi trauma pada anak

Pemberian imunisasi secara bersamaan mengurangi kecemasan dan rasa sakit pada anak. 

  • Meningkatkan efisiensi dan cakupan 

Petugas kesehatan memiliki waktu untuk melakukan imunisasi ke lebih banyak anak, serta program kesehatan lainnya.



Sumber :



BERITA LAINNYA



Close Ads x