JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar keamanan digital dari Communication and Information System Security Research Center (Cissrec), Pratama Persadha, menyebut banyak bandar judi online yang menyusupi situs-situs pemerintah.
Alasannya, kata dia, karena para bandar judi online itu yakin Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi, dulu bernama Kominfo) tidak akan memblokir situs-situs pemerintah.
Pratama awalnya menjelaskan bagaimana para bandar judi online itu memanfaatkan dan meretas domain-domain besar.
“Kalau kita berbicara masalah domain besar misalkan Kompas.id gitu ya, nanti belakangnya ada gacor.kompas.id. Ada hacker yang membuat landing page di Kompas.id. Kominfo nggak bisa hanya memblokir gacor.kompas.id-nya, yang diblokir itu adalah domain utamanya Kompas.id,” paparnya mencontohkan dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Kamis (7/11/2024).
“Sehingga akhirnya apa? Semua layanan Kompas akan berhenti. Nah itu yang terjadi memang gitu. Kenapa akhirnya bandar-bandar judi, agen-agen judi ini menyusupi situs pemerintah untuk naruh situs judi online di situ, karena mereka tahu Komdigi itu nggak akan mungkin blokir,” tambahnya.
Baca Juga: Pakar Keamanan Digital Duga di Komdigi Ada yang Membina Judi Online Tetap Beroperasi
Sebelumnya dalam rapat kerja dengan Komdigi pada Selasa (5/11/2024), Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Abraham Sridjaja mengatakan Kominfo era Menkominfo Budi Arie Setiadi bukan menutup situs judi online tapi situs WordPress.
Abraham mengatakan dirinya melakukan conference call dengan dua pegiat media sosial pada Selasa. Salah satunya, Mr. Bird yang dia sebut dipanggil Kominfo pada 12 Agustus 2024.
Menurut Mr. Bird, kata dia, yang diblokir Kominfo waktu itu bukan situs judi online tapi situs WordPress.
"Mr. Bird di situ mengatakan bahwa situs yang diblokir oleh Kemenkominfo pada waktu itu, itu bukan situs judi online, tapi situs WordPress," ungkap Abraham.
Terpisah, Pelaksana Tugas Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika dari Komdigi Syopian Kurniawan mengakui ada kesalahan dalam pemblokiran.
“Kenapa kemudian kita memblokir WordPress? Karena memang yang dilakukan proses pemblokiran adalah terkait dengan domainnya secara keseluruhan, sebenarnya yang ada terkait dengan konten adalah subdomainnya,” ujar Syopian.
Baca Juga: Komdigi Ungkap Pihak Dibalik AK, Tersangka Kasus Judol yang Bekerja Tidak Penuhi Syarat Seleksi
“Jadi misalnya seperti ini, ada platform Twitter, nah di Twitter itu ada user yang dia menampilkan konten-konten yang terkait perjudian yang seharusnya dilakukan proses pemblokiran, tapi yang dilakukan proses pemblokiran terjadi kesalahan, jadi yang dilakukan proses pemblokiran adalah Twitter secara keseluruhan, bukan konten perjudian,” sambungnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.