JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena La Nina lemah diperkirakan akan berlangsung hingga Mei 2025.
Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan, kondisi tersebut berpotensi meningkatkan intensitas hujan di berbagai wilayah Indonesia, terutama pada Maret–April 2025.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau pemudik untuk waspada dengan curah hujan yang diprediksi berada dalam kategori menengah hingga tinggi.
Beberapa daerah berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang.
“Keselamatan pemudik adalah prioritas utama. Pastikan selalu memantau informasi cuaca sebelum berangkat, seperti yang telah disampaikan oleh Prof. Dwikorita,” ungkap Dwikorita saat Rapat Koordinasi Persiapan Mudik Lebaran di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta, pada Jumat (21/02/2025), dikutip dari bmkg.go.id.
Baca Juga: BMKG Juanda Beri Peringatan Dini 30 Wilayah di Jatim Waspada Hujan Lebat-Banjir hingga 28 Februari
Selain La Nina lemah, BMKG juga mengidentifikasi pengaruh aktivitas gelombang ekuator dan Madden-Julian Oscillation (MJO) yang terlihat mulai Maret.
Fenomena ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan, terutama di wilayah Sumatra bagian utara, dan akan bergerak ke bagian barat serta tengah Indonesia hingga pertengahan Maret.
BMKG juga memperingatkan potensi banjir rob di beberapa wilayah pesisir Indonesia yang dapat terjadi akibat fenomena bulan baru dan purnama yang bertepatan dengan jarak terdekat Bumi-Bulan pada akhir Maret dan April.
Sementara itu, periode Maret–April merupakan masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau (pancaroba).
Hal itu ditandai dengan cuaca ekstrem seperti hujan lebat berdurasi singkat, petir, angin kencang, serta kemungkinan terjadinya angin puting beliung dan hujan es di beberapa wilayah.
Dalam rangka mendukung kelancaran arus mudik Lebaran 2025, BMKG terus memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan dalam pengaturan jalur transportasi darat dan laut.
Salah satu upaya mitigasi yang dilakukan adalah pengaturan jalur penyeberangan padat seperti Merak–Bakauheni dan Ketapang–Gilimanuk berdasarkan kondisi cuaca, guna memastikan keselamatan perjalanan masyarakat melalui Joint SOP.
Baca Juga: Pria Diduga ODGJ Mengamuk dengan Senjata Tajam, Dua Polisi Terluka
BMKG juga telah mengintegrasikan informasi cuaca dengan sistem Dynamic Message Sign (DMS) yang terpasang di ruas-ruas tol Jabodetabek dan akan diperluas ke Jawa Tengah serta Jawa Timur.
Informasi cuaca berbasis dampak atau Impact-Based Forecasting (IBF) juga akan terus diperbarui secara real-time melalui berbagai platform BMKG, termasuk situs web, aplikasi InfoBMKG, media sosial, SMS Blast, serta posko-posko BMKG di daerah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.