Usman Hamid: Kalau Saya Kapolri, Akan Minta Sukatani Sampaikan Pesan ke Seluruh Wilayah Kepolisian

JAKARTA, KOMPAS.TV – Direktur Eksekutif Amnesty International Usman Hamid sebut kalau dirinya menjadi Kapolri, maka  siap untuk menyampaikan pesan grup Band Sukatani ke seluruh wilayah kepolisian. Supaya aparat polisi mendengar kritik. 

Hal tersebut disampaikan Usman Hamid merespon ajakan Kapolri kepada Sukatani menjadi duta kepolisian.

“Kalau saya jadi Kapolri, saya akan katakan saya bersedia jadi duta Sukatani, dan saya akan minta Sukatani menyampaikan pesan itu di seluruh wilayah kepolisian, supaya polisi mendengarkan kritik Masyarakat, supaya polisi tahu bahwa kritik-kritik itu masih berkembang di dalam masyarakat,” kata Usman dalam Sapa Indonesia Pagi Kompas TV dengan tema "Kasus Band Sukatani, Bukti Pembungkaman Kritik?" Pada Selasa (25/2/2025).

“Bahwa kalau urusan SIM pasti ada bayarannya, kalau ada urusan urusan yang lain, lapor polisi dan itu masih ada pungutan-pungutan liar, dan saya kira ini yang harusnya diterima oleh pihak kepolisian,” lanjutnya.

Baca Juga: Pramono: Sarapan Gratis Bukan Kompetitor Makan Bergizi Gratis, Tetap Menjadi Pelengkap

Apalagi, lanjut Usman, apa yang disampaikan Band Sukatani adalah ekspresi yang sah dan lazim.

“Tidak ada yang salah, di setiap lirik dan baris. Mungkin ada polisi yang sebal karena diulang-ulang kan, bayar polisi, bayar polisi, bayar polisi,” kata Usman.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menawarkan kepada band Sukatani untuk menjadi Duta Polri. Hal ini disampaikan Listyo Sigit usai band tersebut meminta maaf terkait lagu berjudul Bayar Bayar Bayar.

Jenderal Listyo berharap, dengan Band Sukatani menjadi duta bisa memberikan perbaikan terhadap institusi Polri.

“Nanti kalau Band Sukatani berkenan, akan kami jadikan juri atau duta untuk Polri untuk terus membangun kritik demi koreksi dan perbaikan terhadap institusi serta konsep evaluasi secara berkelanjutan terhadap perilaku oknum Polri yang masih menyimpang,” kata Listyo Sigit dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (23/2/2025).

Baca Juga: Pramono soal Surat Instruksi Tunda Retret Dicabut: Itu Kewenangan Sepenuhnya Ibu Mega

"Ini bagian dari komitmen kami untuk terus berbenah menjadi organisasi yang bisa betul-betul adaptif menerima koreksi untuk bisa menjadi organisasi modern yang terus melakukan perubahan dan perbaikan menjadi lebih baik."

Dalam keterangannya, Jenderal Listyo pun menegaskan jika institusinya tidak antikritik. Sebab menurutnya, kritik merupakan bentuk kecintaan Masyarakat terhadap Polri.

“Bagi kami, kritik terhadap Polri menjadi bentuk kecintaan masyarakat terhadap institusi Polri,” kata Listyo Sigit dikutip dari Antara.