Kompas TV olahraga sepak bola

Dari Diskusi Beyond The Game, Exco PSSI : Kompetitif Demi Peningkatan Kualitas Liga Indonesia

Kompas.tv - 26 Juni 2024, 01:58 WIB
dari-diskusi-beyond-the-game-exco-pssi-kompetitif-demi-peningkatan-kualitas-liga-indonesia
Suasana saat Diskusi bertajuk Beyond The Game yang di selenggarakan oleh PSSI pers untuk Ngobrolin Regulasi Pemain Asing. Acara di Gelar di GBK Arena,Jakarta, Selasa (25/6/2024) (Sumber: KompasTV/RizkyAdeSaputro)
Penulis : Rizky Ade Saputro | Editor : Deni Muliya

JAKARTA,KOMPAS.TV - Pihak PSSI Pers menggandeng Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) menggelar diskusi.

Diskusi bertajuk Beyond The Game : Ngobrolin Regulasi Baru Liga Indonesia itu digelar di GBK Arena, Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Turut dihadirkan pada diskusi tersebut di antaranya Andritany Ardhiyasa, Achmad Juprianto (APPI), Mulyawan Munial (agen pemain), Arya Sinulingga (Exco PSSI), dan Asep Saputra (Direktur Operasional PT. LIB).

Arya Sinulingga sebagai pembicara pertama mengatakan, PSSI menginginkan adanya kuota 8 pemain asing di setiap klub demi tingkatkan kualitas liga 1 musim 2024/2025.

Hal itu sudah kita pikirkan dan menjadi perhatian PSSI.

Saat kompetisi Indonesia terpuruk di peringkat ke-28 Asia, sehingga tidak mendapatkan jatah tiket langsung ke AFC Champions League (ACL) Elite.

Arema adalah klub Indonesia terakhir yang bertanding di pentas itu pada 2011 lalu.

"Kebutuhan kita sudah tinggi. Artinya kompetitif dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kompetisi Indonesia." papar Arya saat diskusi.

"Mereka akan bersaing berebut posisi yang dibutuhkan pelatih. Hal itu juga dapat membantu klub mencari pemain lokal berkualitas," ujar Arya.

Arya justru sangat menyayangkan, jika suatu klub mendatangkan pemain asing di bawah kualitas. 

"Sangat disayangkan jika klub mencari pemain yang tidak berkualitas. Toh ini acuan mereka mencari pemain berkualitas. Artinya pemain lokal akan berkompetitif dengan pemain asing," tambahnya.

Senada dengan PSSI, pihak PT.LIB juga setuju dengan dua pertimbangan lain.

Pertama, harus menyeimbangkan globalisasi dimana AFC akan membebaskan kuota pemain asing di klub.

Dan kedua tentunya memiliki kualitas lingga setara dengan Negara Asia Tenggara lainnya.

"Regulasi itu masih dalam draft. Ada kejutan lain, tidak adanya pembatasan kuota pemain asing (AFC)," ujar Direktur Operasional PT.LIB, Asep Saputra.

"Delapan pemain itu kan yang didaftarkan oleh klub saat kompetisi. Yang boleh main di lapangan ya tetap enam pemain. Jelas itu menurut saya sangat balance,"kata Asep.

Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa memiliki pandangan berbeda dan merasa bingung dengan keputusan PSSI.

Katanya mencari pemain berkualitas, tetapi terapkan pemain asing ditambah jumlahnya menjadi 8 pemain asing.

"Itu yang buat saya bingung, karena PSSI butuh 150 pemain tetapi tempat dan menit bermain justru dibatasi," tegas Andritany.

Lebih lanjut, Andritany mempertegas, sejatinya pemain nasional atau lokal tidak takut bersaing dengan pemain asing tersebut.

"Persaingan jelas akan ada, tapi kami sebagai pemain profesional sudah siap bersaing dengan siapapun," beber Andritany kepada media yang hadir di GBK Arena, Selasa (25/6/2024).

Keadaan regulasi seperti yang sudah dikaji PSSI pun ikut disentil oleh Wakil Presiden APPI, Achmad Jufriyanto.

Ia justru khawatir dengan adanya penambahan kuota asing, maka akan bertambah masalah penunggakan gaji pemain di klub. 

Musim lalu slot pemain asing di Liga 1 adalah 5+1 Asia atau bertambah dari musim sebelumnya (2022/23) yakni 3+1 Asia.

Dari penambahan dua slot asing itu nyatanya menambah masalah kasus penunggakkan.

"Dengan adanya 6 pemain asing dan 2 pemain di Liga 2, ada 10 persoalan baru yang muncul. Apakah kompetitif dengan penambahan pemain asing ini. Jumlah kasus finansial musim lalu itu adalah yang tertinggi dalam beberapa musim terakhir," ucap Jufriyanto.

"Kalau mau meningkatkan nilai kompetisi kita, apakah bisa dengan mendatangkan pemain yang lebih murah? Jangan membandingkan kita dengan pemain naturalisasi. Mereka tumbuh dalam iklim sepakbola yang sehat," tuturnya.

Sementara sang Agen pemain buka-bukaan soal dugaan pihaknya sebagai penyebab utama meroketnya harga pasaran pemain. 

"Saya tidak mau harga pemain di bawah pasaran atau Under Value. Kenapa demikian ? Karena sebisa mungkin coba tawarkan ke klub dengan negosiasi gaji. Misalnya dari harga Rp 3 Milyar lalu dinaikan Rp 6 Milyar, saya hanya minta kepada pemain bekerja dengan dua kali lipatnya. Tapi itu semua tergantung kepada klub dengan keputusan akhir proses negosiasi," tutup sang agen pemain.

Semua regulasi masih dalam draft PSSI dan PT. LIB. Pasalnya AFC dikabarkan tidak membatasi kuota pemain asing yang bermain di level AFC. 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x