Kompas TV pendidikan edukasi

Sudah Nikah Tapi Isteri Belum Penuhi Syarat Hamil? Kepala BKKBN: Kondom Paling Cocok

Kompas.tv - 23 September 2023, 06:15 WIB
sudah-nikah-tapi-isteri-belum-penuhi-syarat-hamil-kepala-bkkbn-kondom-paling-cocok
ilustrasi kondom. Thailand berencana mendistribusikan 95 juta kondom gratis untuk menghadang penyakit menular seksual dan kehamilan remaja. (Sumber: Straits Times/Pexel)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV-Tidak selamanya pasangan yang sudah menikah siap hamil. Ada beberapa kondisi yang membuat isteri belum siap hamil, seperti berat badan belum cukup, atau terlalu kurus.

Nah, menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo, dalam kondisi seperti ini suami berperan untuk menekan angka kehamilan yang terlalu dini dengan program Keluarga Berencana (KB) kondom.
 
"Sebelum istri memenuhi syarat hamil, suami harus sadar untuk ber-KB kondom, karena KB kondom paling cocok selain pil untuk mereka yang baru menikah, tetapi istrinya belum memenuhi syarat untuk hamil," kata Hasto dalam diskusi bersama media di Jakarta, Jumat (22/9/2023).

Baca Juga: Jelang Hari Valentine, Program Kondom Gratis Dibagikan di Thailand, Cegah Kehamilan Remaja dan PMS

Ia menjelaskan, berdasarkan data dari aplikasi elektronik siap nikah dan siap hamil (elsimil) di tahun 2023, ada 1,9 juta pasangan yang menikah, tetapi hampir 20 persen istri tidak memenuhi syarat hamil.
 
"Kebanyakan para istri ini belum memenuhi syarat untuk hamil karena ada yang berat badannya belum cukup atau terlalu kurus. Dalam keadaan seperti ini, peran suami itu besar sekali untuk tidak menghamili istrinya dulu dengan KB kondom," ujar dia dikutip dari Antara.
 
Menurutnya, selain mencegah kehamilan terlalu dini demi menjaga kesehatan ibu dan anak, program KB kondom ini juga perlu disosialisasikan secara masif untuk mencegah penyakit HIV/AIDS.
 
"Untuk itu kita terus menggalakkan program pranikah, sekaligus kondomisasi. Kondom juga perlu disosialisasikan oleh tim Bina Keluarga Balita (BKB) dan Bina Keluarga Remaja (BKR) untuk mencegah HIV/AIDS," ucapnya.
 
Hasto menegaskan, program kondomisasi bagi pasangan usia subur yang belum memenuhi syarat untuk hamil tetapi sudah menikah, merupakan salah satu program yang paling cocok untuk mencegah anak tidak lahir stunting (kurang gizi kronis).
 
Ia memaparkan, ada beberapa jenis bahan kondom yang bisa digunakan oleh suami untuk mencegah kehamilan terlalu dini.

 
"Kondom itu ada yang berbahan plastik, ada yang lateks, ada yang natural. Kondom plastik untuk orang yang baru menikah lebih cocok untuk mencegah kehamilan, karena kuat, meskipun plastik banyak tidak disukai karena tidak nyaman," katanya.
 
Sedangkan kondom berbahan lateks, lanjut dia, dapat menghantarkan panas dengan efektif sehingga memunculkan rasa hangat, tetapi memiliki kelemahan mudah robek sehingga tetap meningkatkan risiko kehamilan.
 
"Kemudian kondom natural, biasanya terbuat dari usus kelinci, itu memang halus dan bagus, menghantarkan hangat sehingga rasanya tidak seperti pakai kondom, tetapi hati-hati karena itu mudah robek, sehingga risiko HIV/AIDS masih tinggi karena bisa tembus," tuturnya.

Baca Juga: Pengadilan Jerman Penjarakan Perempuan yang Lubangi Kondom Pasangan, Masuk Pidana Kekerasan Seksual

 
Saat ini, imbuh Hasto, BKKBN terus berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dengan fokus pada program-program yang meningkatkan kualitas keluarga.



 
"Dulu BKKBN programnya kuantitas, bagaimana untuk menekan kehamilan, sekarang sudah sukses karena rata-rata angka kesuburan total sudah 2,14. Sekarang bergeser ke kualitas, jadi meskipun jumlah anak sedikit, tetapi badannya harus tinggi agar tidak stunting," demikian Hasto Wardoyo.



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x