Kompas TV regional peristiwa

Dipicu Sesar Aktif Merapi-Merbabu, Berikut Catatan Sejarah Gempa Merusak di Salatiga dan Sekitarnya

Kompas.tv - 23 Oktober 2021, 15:48 WIB
dipicu-sesar-aktif-merapi-merbabu-berikut-catatan-sejarah-gempa-merusak-di-salatiga-dan-sekitarnya
Ilustrasi Gunung Merapi yang diduga kuat penyebab gempa dangkal di Salatiga dan sekitarnya. (Sumber: Switzy Sabandar/KOMPAS.TV)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Edy A. Putra

SALATIGA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi rentetan gempa bumi di Salatiga, Banyubiru, Bawen dan Ambarawa, Provinsi Jawa Tengah, sejak Sabtu (23/10/2021) dini hari, pukul 00.32 WIB. 

Gempa diduga kuat dipicu oleh aktivitas sesar aktif Merapi-Merbabu.

"Diduga kuat sumber gempa sesar aktif yang menjadi pemicu gempa ini adalah Sesar Merbabu Merapi Telomoyo," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dilansir dari ANTARA, Sabtu (23/10/2021).

Selain dini hari tadi, Daryono juga meyebut catatan sejarah gempa kuat dan merusak di wilayah Salatiga, Banyubiru, dan Ambarawa yang pernah mengalami beberapa kali gempa signifikan, yaitu Gempa Semarang, Salatiga, dan Ambarawa pada 24 September 1849.

Baca Juga: Gempa Guncang Salatiga 14 Kali karena Aktivitas Sesar Merapi-Merbabu

Kemudian Gempa Banyubiru, Ambarawa, dan Ungaran pada 17 Juli 1865 di mana gempa ini menyebabkan rumah tembok retak. 

Lalu, gempa Semarang, Ungaran, dan Ambarawa terjadi pada 22 Oktober 1865. Yang pada keesokan harinya pada 23 Oktober 1865, guncangan gempa kembali terjadi diikuti gemuruh.

Tercatat juga Gempa Ungaran dan Ambarawa pada 22 April 1866, di mana gempa menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok. 

Selanjutnya Gempa Salatiga, Ambarawa dan Ungaran terjadi pada 10 Oktober 1872 di mana guncangan gempa tersebut menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok.

Gempa merusak terakhir adalah peristiwa Gempa Sumogawe, Getasan magnitudo M 2,7 pada 17 Februari 2014. Gempa tersebut merusak beberapa rumah diikuti suara dentuman keras.

Daryono mengatakan, wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa berdekatan dengan sumber gempa sesar aktif, yaitu Sesar Merapi Merbabu dan Sesar Rawa Pening. 

Oleh karena itu, perlu untuk dilakukan edukasi mitigasi gempa bumi seperti pentingnya membangun bangunan tahan gempa atau ramah gempa, serta memahami cara selamat saat terjadi gempa. 

"Karena gempa kuat dapat terjadi kapan saja dari sumber gempa sesar aktif terdekat tersebut," ujar Daryono.

Baca Juga: Aktivitas Terkini Gunung Merapi dan Ile Lewotolok, Lebih dari 100 Gempa Guguran

Sementara episenter gempa yang terjadi dini hari tadi terletak pada koordinat 7,296 LS dan 110,38568 BT tepatnya di darat pada jarak 13 km arah Barat laut Kota Salatiga dengan kedalaman hiposenter 6 km.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa memiliki magnitudo 3,0 diikuti tujuh kali rentetan gempa susulan (aftershocks), dengan magnitudo 2,9 kemudian 2,5 selanjutnya 2,5 lalu 2,6 dan 2,1 serta 3,0 dan 2,7 yang terjadi pukul 6.44.56 WIB.

Hingga Sabtu pukul 6.00 WIB, belum ada laporan kerusakan bangunan sebagai dampak gempa.

Berdasarkan peta tingkat guncangan (shake map) BMKG, tampak bahwa dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Ambarawa, Salatiga, Banyubiru, dan Bawen dalam skala intensitas II MMI. Artinya, guncangan dirasakan oleh orang banyak dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Daryono mengatakan, seluruh rangkaian rentetan gempa baik gempa utama (mainshock) dan tujuh gempa susulannya (aftershocks) berpusat di komplek Gunung Telomoyo.

Gunung Telomoyo adalah gunung yang terletak di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. Gunung dengan ketinggian 1.894 mdpl itu merupakan gunung api yang berbentuk strato tetapi belum pernah tercatat meletus.

Baca Juga: BMKG: Gempa Bumi Magnitudo 5,3 yang Guncang Malang Tidak Berpotensi Tsunami




Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x