Kompas TV regional peristiwa

Konflik Orang Rimba dan PT PKM Berlanjut, Diharapkan Penyelesaian Secara Adil

Kompas.tv - 9 November 2021, 16:18 WIB
konflik-orang-rimba-dan-pt-pkm-berlanjut-diharapkan-penyelesaian-secara-adil
Anggota komunitas Orang Rimba di wilayah Terab, Kabupaten Batanghari, Jambi, menunjukkan tanaman hasil semaiannya, Sabtu (22/5/2021). Mereka banyak bergantung pada alam. (Sumber: Kompas.id/Irma Tambunan)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

Demi melindungi diri, mereka melepaskan tembakan senjata tradisional yang biasanya digunakan untuk berburu babi ke arah petugas. Tembakan itu melukai tiga satpam.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jambi Komisaris Besar Mulia Prianto menyebutkan, dari tiga warga yang melepaskan tembakan, dua di antaranya telah datang untuk menyerahkan diri kepada pihak kepolisian, yakni berinisial BSL dan BSYG.

Mereka berasal dari kelompok Orang Rimba di wilayah Lubuk Jering, Sarolangun. Keduanya lalu dimintai keterangan penyidik Polda Jambi dan Polres Sarolangun dengan didampingi relawan dari Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi.

Perundingan

Selama proses perundingan, sejumlah warga dari komunitas adat itu terus berdatangan untuk turut menyerahkan senapan tradisional mereka kepada aparat polisi.

Manager Program KKI Warsi, Robert Aritonang mengatakan, Orang Rimba telah menyadari untuk menghormati hukum positif, selain hukum adat yang selama ini mereka taati.

Meski demikian, pihaknya mendorong kepolisian, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat untuk bijak menyelesaikan persoalan itu secara menyeluruh.

Aparat penegak hukum juga diharapkan bertindak adil. Tidak hanya memproses hukum warga rimba yang melukai petugas perusahaan, tetapi juga sebaliknya. Petugas yang menganiaya warga rimba, merusak pondok-pondok, dan merusak kendaraan mereka juga ditindak.

Dalam kasus konflik ini, lanjutnya, harus dilihat Orang Rimba sebagai korban yang tergusur ruang hidupnya. ”Konflik ini adalah puncak dari kesengsaraan yang dialami mereka karena ruang hidupnya yang telah berganti menjadi kebun sawit,” tutur Robert Aritonang.

Selain itu, persoalan psikologis yang dialami Orang Rimba juga memerlukan pemulihan. Terutama traumatik yang dialami perempuan dan anak-anak. ”Harus ada jaminan pemulihan keamanan dan jaminan kehidupan yang setara sebagai warga negara,” tegasnya.

Adapun Head of Corporate Communications Sinar Mas Agribusiness and Food Wulan Suling mengatakan, terkait konflik yang terjadi, pihaknya mengupayakan solusi terbaik.

Di sisi internal dilakukan pembenahan khususnya pada petugas keamanan perusahaan. Pembenahan itu bertujuan agar petugas lebih mampu menangani konflik sehingga ke depan diharapkan konflik tak lagi terjadi.



Sumber : Kompas TV/Kompas.id



BERITA LAINNYA



Close Ads x