Kompas TV regional peristiwa

Buntut Mahasiswa Tewas saat Diksar, Kegiatan Mapala Teknik Unhas Dihentikan Sementara

Kompas.tv - 16 Januari 2023, 18:01 WIB
buntut-mahasiswa-tewas-saat-diksar-kegiatan-mapala-teknik-unhas-dihentikan-sementara
Salah satu gedung kampus Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar. (Sumber: KOMPAS.COM/HENDRA CIPTO)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Purwanto

MAKASSAR, KOMPAS.TV - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) 09 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) dibekukan buntut tewasnya Virendy Marjefy Wehantouw (19) saat diadakannya pendidikan dasar (diksar) di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Kepala Bagian (Kabag) Humas Unhas Supratman Athana mengatakan pembekuan UKM tersebut merupakan arahan dari Dekan Fakultas Teknik Unhas untuk kepentingan investigasi.

"Dekan Fakultas Teknik sementara membekukan kegiatan Mapala 09 Fakultas Teknik dan telah membentuk tim investigasi," terang Supratman, Senin (16/1/2023) dikutip dari Kompas.com.

Supratman melanjutkan pihak kampus hari ini juga menghadiri pelepasan jenazah di rumah kediaman almarhum.

Baca Juga: Mahasiswa Unhas Meninggal saat Ikut Diksar Mapala, Ini Kronologinya

"Hari ini Dekan Fakultas Teknik dan Direktur Kemahasiswaan menghadiri pelepasan jenazah di rumah kediaman almarhum," ucapnya.

Virendy dimakamkan Senin (16/1) di Pekuburan Kristen Pannara, Makassar. Mahasiswa fakultas arsitektur tersebut meninggal dunia saat mengikuti diksar Mapala 09.

Supratman mengatakan korban sempat mengalami tak enak badan ketika melakukan perjalanan lintas Maros-Malino.

"Sesuai keterangan anggota yang mengawal dan berada di Rumah Sakit Grestelina dan mendapatkan informasi dari Ketua Mapala 09 Teknik mengatakan bahwa korban sempat tidak enak badan saat melakukan perjalanan lintas Maros-Malino," tuturnya.

Sebagaimana dilaporkan KompasTV, Virendy menghembuskan napas terakhir saat berada di Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Babak Baru Kasus Kematian Mahasiswa Diksar Menwa UNS

Ketua Mapala 09 Unhas Ibrahim mengatakan Virendy mulai tak sadarkan diri pada Jumat malam sekitar pukul 23.00 WITA.

Saat tidak sadarkan diri, posisi Virendy berada di atas gunung. Panitia kemudian menandu Virendy turun gunung.

Proses evakuasi itu, lanjut Ibrahim, memakan waktu sekitar lima jam untuk tiba di jalan lalu membawa Virendy ke rumah sakit.

"Kami evakuasi dari Jam 11 malam sampai setengah 5 subuh," ujar Ibrahim.

Ia pun mengaku lambat memberi informasi ke pihak keluarga Virendy lantaran fokus melakukan evakuasi dan kondisi yang saat itu juga tidak terjangkau signal.

Baca Juga: Ketua Panitia jadi Tersangka Tarik Tambang Maut IKA Unhas, Polisi Sebut Ada Kelalaian Panitia.

Ibrahim menjelaskan Diksar yang diikuti Virendy merupakan tahapan untuk menjadi anggota Mapala Teknik Unhas.

Sebelum menjalani Diksar lapangan, calon peserta lebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Sebelumnya calon peserta untuk menuju ke peserta itu sudah melalui medical check up sebanyak dua kali," ujarnya.




Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x