Kompas TV regional sumatra

Heboh Awan Berbentuk Gasing Muncul di Langit Natuna, BMKG Beri Penjelasan

Kompas.tv - 8 Mei 2023, 11:41 WIB
heboh-awan-berbentuk-gasing-muncul-di-langit-natuna-bmkg-beri-penjelasan
Fenomena awan Lenticularis di langit Ranai, Kabupaten Natuna, Kepri, Minggu (7/5/2023). (Sumber: ANTARA/HO-BPBD Natuna)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Iman Firdaus

NATUNA, KOMPAS.TV - Awan berbentuk gasing atau pusaran muncul di langit Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Minggu (7/5/2023) sore hingga malam hari.

Fenomena langka ini bisa diamati dengan jelas dari pemukiman warga di Ranai. 

Sehingga banyak warga yang mengabadikan momen langka tersebut dan membagikannya di berbagai platform media sosial.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengatakan penampakan awan berbentuk gasing itu muncul pada sore hingga malam hari.

Baca Juga: Viral! Momen Gubernur Lampung Tak Tahu Nama Daerahnya yang Dikunjungi Jokowi

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Natuna, Zulheppy, mengatakan fenomena tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 WIB.


 

"Fenomena awan langka terjadi sekitar pukul 15.00 Wib, sampai malam hari. Tapi, pagi ini sudah tak ada lagi," jelas Zulheppy dikutip dari Antara, Senin (8/5).

Penjelasan BMKG soal Awan Gasing Natuna

Forecaster BMKG Ranai, Reza Pahlevi, menjelaskan bahwa awan langka tersebut adalah awan Lenticularis, atau biasa disebut awan topi.

Awan ini biasanya terbentuk oleh gelombang gunung yang dipicu oleh aliran angin cukup kencang yang berembus dari suatu sisi gunung.

Baca Juga: Heboh Telat Bikin KTP Didenda Rp200 Ribu, Begini Jawaban Dirjen Dukcapil Kemendagri

Angin bergerak horizontal tersebut melewati dinding pegunungan, hingga menyebabkan defleksi yang membentuk gelombang gunung terjadi di sisi gunung lainnya.

"Awan Lenticularis menunjukkan turbulensi vertikal atau angin yang kuat. Jadi berbahaya untuk penerbangan rendah di sekitar awan," ungkapnya.

Awan ini mulai terbentuk ketika arus angin yang mengalir sejajar dengan permukaan bumi menemui hambatan dari objek tertentu, seperti pegunungan, yang menyebabkan arus udara naik tegak lurus ke puncak awan.

"Oleh karena itu, awan Lenticularis tampak tidak bergerak, karena awan mulai terbentuk dari sisi arah angin ke puncak gunung, dan kemudian menghilang ke sisi bawah angin," ucapnya.

Baca Juga: Jalan Rusak di Lampung Segara Diperbaiki Usai Kunjungan Jokowi, Perlu Viral Dulu?



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x