Kompas TV regional sulawesi

Gempa Donggala M6,1 Sebabkan Warga Panik dan Ingin Mengungsi ke Tempat Aman

Kompas.tv - 10 September 2023, 08:00 WIB
gempa-donggala-m6-1-sebabkan-warga-panik-dan-ingin-mengungsi-ke-tempat-aman
Ilustrasi gempa bumi. (Sumber: Tribunnews.com)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Vyara Lestari

DONGGALA, KOMPAS.TV - Sebagian warga di Kecamatan Balaesang Tanjung, Donggala, Sulawesi Tengah, berhamburan ke luar rumah saat terjadi gempa berkekuatan M6,1 pada Sabtu (9/9/2023) malam.

Momen kepanikan warga tersebut tertangkap dalam sebuah video amatir dari warganet yang menunjukkan sejumlah orang berjalan beriringan sambil membawa tas usai gempa terjadi.

Tampak juga kerumunan orang berdiri di pinggir jalan sambil menenteng tas mereka, bersiap untuk mengungsi ke daerah lain. Di samping itu, kendaraan roda empat dan roda dua juga berlalu-lalang meninggalkan daerah terjadinya gempa bumi itu.

Perekam video mengatakan warga khawatir dengan adanya gempa susulan, sehingga berniat untuk mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman.

Ada juga rekaman video yang menunjukkan suasana usai terjadinya gempa Donggala. Sejumlah orang tampak duduk di kursi yang berjajar di halaman rumah sambil membawa tas. Tampak sebuah mobil bersiap membawa warga untuk meninggalkan tempat terjadinya gempa itu.

Baca Juga: Gempa Donggala M6,1 Terjadi akibat Aktivitas Sesar Palu Koro, Begini Penjelasan Pakar

Staf Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palu, Sofian, mengungkapkan bahwa lokasi gempa Donggala sama dengan gempa yang terjadi pada tahun 1968 silam.

"Ini lokasinya ini (gempa) sama dengan lokasi gempa yang terjadi tahun 1968," ujarnya, Sabtu (9/9) malam, dilansir dari cuplikan Sapa Indonesia Akhir Pekan.

Sofian menerangkan, pihaknya baru menerima adanya laporan terjadinya keretakan di beberapa bangunan.

"Sampai saat ini ada laporan retak-retak," ujarnya.

Meski begitu, belum ada laporan terkait adanya korban maupun daftar kerusakan bangunan akibat gempa Donggala ini.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan bahwa gempa bermagnitudo M6,1 yang mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada Sabtu (9/9/2023) malam terjadi akibat aktivitas Sesar Palu Koro.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Donggala M6,1 yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Palu Koro," ungkap Daryono, Sabtu (9/9) malam, melalui media sosial Twitter atau X.

Ia menjelaskan, episenter gempa bumi yang terjadi pada pukul 21.43 WIB atau 22.43 WITA tersebut terletak di koordinat 0,02 derajat Lintang Utara (LU) dan 119,77 derajat Bujur Timur (BT).

"Atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 49 km barat laut Donggala, Sulawesi Tengah pada kedalaman 20 km," terangnya.

Baca Juga: Gempa Bumi M 6,3 Guncang Donggala Sulteng, Tidak Berpotensi Tsunami

Ia juga menjelaskan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa Donggala M6,1 memiliki mekanisme pergerakan geser mengiri (sinistral strike-slip).

Gempa Donggala M6,1 ini berdampak dan dirasakan di daerah Donggala dengan skala V-VI (lima hingga enam) Modified Mercalli Intensity (MMI).

BMKG menerangkan, skala VI artinya getaran dirasakan oleh semua penduduk. Umumnya, skala ini membuat penduduk terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh, dan cerobong asap di pabrik rusak, serta terjadi kerusakan ringan bangunan.

Sedangkan skala V MMI berarti getaran gempa dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, serta bandul lonceng dapat berhenti.

Tak hanya di Donggala, gempa juga terasa di Palu dengan skala IV MMI. Lalu, di Poso, Sigi, dan Tolitoli dengan skala III MMI. 

Selain itu juga di Pohuwatu, Kabupaten Gorontalo dan Samarinda dengan skala II-III MMI. Kemudian, di Kota Gorontalo dan Kutai Timur dengan skala II MMI.

Meski cukup besar, Daryono menekankan bahwa gempa Donggala tersebut tidak berpotensi tsunami.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi M6,1 ini tidak berpotensi tsunami," tulisnya.

Usai terjadi gempa utama, Daryono menerangkan, terjadi aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock dengan Magnitudo M1,9 pada pukul 22.57 WIB atau 23.57 WITA.


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x