Kompas TV regional kalimantan

Feminisasi Rantai Pasok, Konsep Berbeda untuk Jawab Kebutuhan Unik & Berdayakan Perempuan

Kompas.tv - 13 Maret 2024, 13:46 WIB
feminisasi-rantai-pasok-konsep-berbeda-untuk-jawab-kebutuhan-unik-berdayakan-perempuan
Suci Ratni (kiri) Ibu rumah tangga di Desa Kerta Bumi, Kabupaten Paser & Supia Atik (kanan) perempuan petani asal Kabupaten Sanggau, Kalbar (Sumber: Solidaridad)
Penulis : KompasTV Pontianak

Neha, Manajer Gender di Solidaridad Asia, menjelaskan, “Pertanian tidak hanya bergantung pada kontribusi berharga perempuan, namun juga menjadi mata pencaharian utama bagi banyak perempuan pekerja dan merupakan sumber lapangan kerja yang signifikan. Dengan terus meningkatnya jumlah perempuan yang berpartisipasi aktif di bidang pertanian, investasi dalam pemberdayaan mereka dan mendorong keberlanjutan di sektor pertanian menjadi sangat penting. Feminisasi rantai pasokan memastikan partisipasi perempuan dalam rantai pasokan formal.”

Model dan Faktor Pendorong

Konsep “feminisasi rantai pasok” adalah model disruptif yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan secara ekonomi, sosial, dan psikologis dalam rantai pasokan pertanian. Dengan memperjuangkan feminisasi rantai pasok, Solidaridad ingin berkontribusi pada wacana pemberdayaan perempuan yang lebih luas dan menjadi katalis perubahan yang berarti dalam kehidupan perempuan di daerah pedesaan.

Terdapat jalur yang bisa digunakan untuk membangun model tersebut:

  • Sistem Produksi yang Tangguh dan Inklusif: Memberdayakan perempuan dalam rantai pasok formal dan memastikan akses yang adil terhadap layanan dan masukan bagi perempuan. Mempromosikan akses terhadap layanan keuangan yang dirancang khusus untuk perempuan.
  • Pemberian Layanan Inklusif: Mempromosikan usaha yang dipimpin perempuan dalam rantai pasok melalui program keberagaman pemasok, peningkatan kapasitas, dan dukungan bagi pengusaha perempuan. Memungkinkan perempuan untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.
  • Membina Sistem Pasar Inklusif: Terlibat dalam advokasi kebijakan dengan perusahaan dan pemerintah untuk menghilangkan hambatan struktural dan menciptakan kebijakan inklusif gender.

Untuk mencapai keberhasilan dalam kerangka feminisasi, keberadaan faktor pendorong sangatlah penting. Ada dua faktor pendorong yang dapat ditelaah:

  • Teknologi Digital: Memberikan pelatihan literasi digital yang disesuaikan untuk perempuan pedesaan dan memanfaatkan alat digital untuk menjembatani kesenjangan gender digital.
  • Inklusi Keuangan: Menghilangkan hambatan yang menghalangi akses perempuan pedesaan terhadap layanan keuangan untuk memberdayakan mereka secara ekonomi dan mengurangi kemiskinan.

Faktor Pemungkin

“Model feminisasi rantai pasok bergantung pada empat faktor pendukung utama, yaitu pemerintah, asosiasi industri, anggota masyarakat, dan konsumen. Solidaridad menyadari pentingnya mempengaruhi departemen pemerintah dan asosiasi industri untuk mendorong perubahan kebijakan dan tindakan perbaikan dalam struktur dan sistem yang ada. Tanpa upaya bersama ini, transformasi yang diharapkan dalam sektor ini, sebagaimana digariskan dalam model ini, akan tetap tidak terwujud,” tambah Neha.

Keempat faktor tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi:

  • Partisipasi Masyarakat: Melibatkan suara masyarakat dalam proses pengambilan keputusan untuk menciptakan solusi yang inklusif dan demokratis.
  • Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah bertindak sebagai kerangka kerja bagi kepatuhan sektor swasta dan dapat mendorong praktik inklusif gender.
  • Kesadaran Konsumen: Meningkatkan kesadaran konsumen untuk mendorong permintaan akan produk dan layanan yang beretika dan berkelanjutan.
  • Mempengaruhi Asosiasi Industri: Berkolaborasi dengan asosiasi industri untuk mendorong kesetaraan gender dan mendorong perubahan positif di seluruh rantai pasokan.

 

Dampak

Dalam tiga tahun terakhir, melalui pendekatan ini Solidaridad telah mampu memberikan dampak pada kehidupan lebih dari 50,000 perempuan petani di Asia. Dimasukkannya perempuan ke dalam rantai pasok formal telah menghasilkan pemberdayaan ekonomi, digital, sosial, dan psikologis bagi perempuan petani yang berasal dari daerah pedesaan di India, Bangladesh, dan Sri Lanka. Harapannya, lebih banyak perempuan di Indonesia juga akan segera tergabung dalam gerakan ini dan menjadi berdaya serta terlibat secara aktif dalam rantai pasok.

Agar perubahan yang berarti dapat terjadi, penerimaan berkelanjutan terhadap model ini baik oleh organisasi swasta maupun publik sangat diperlukan. Dengan mendorong partisipasi masyarakat, hingga terwujudnya proses yang inklusif dan demokratis dengan memberdayakan individu dan memperkuat kohesi sosial, niscaya hasil yang didapat akan oleh seluruh masyarakat akan lebih efektif serta berkelanjutan. Selain itu, kesadaran konsumen memainkan peran penting dalam memberikan tekanan pada sektor swasta untuk menerapkan praktik yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Feminisasi rantai pasok mengadvokasi keragaman gender dan inklusi perempuan di setiap tahap, mulai dari produksi hingga ritel, mengakui bahwa partisipasi aktif perempuan sebagai agen perubahan sangat penting untuk merevolusi sektor pertanian.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x