Kompas TV regional jabodetabek

Kisah Pelajar Korban Tewas Kecelakaan Subang, Kerja Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Bisa Ikut Perpisahan

Kompas.tv - 13 Mei 2024, 13:15 WIB
kisah-pelajar-korban-tewas-kecelakaan-subang-kerja-jadi-kuli-angkut-pasir-demi-bisa-ikut-perpisahan
Keluarga menangis setelah proses pemakaman Mahesya Putra, korban kecelakaan bus di Subang, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) I Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). Enam jenazah korban kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana dimakamkan di TPU I Parung Bingung, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Dari total 64 korban dalam kecelakaan tersebut, 11 orang tewas, 13 orang luka berat, dan 40 orang luka ringan. (Sumber: KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA )
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Gading Persada

DEPOK, KOMPAS.TV - Kecelakaan maut bus pariwisata yang mengangkut siswa SMK Lingga Kencana Depok di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) kemarin malam menyisakan duka mendalam.

Diketahui, rombongan pelajar tersebut mengalami kecelakaan setelah mengikuti acara perpisahan sekolah di Bandung, Jawa Barat. 

Sebanyak 11 orang dilaporkan tewas akibat kecelakaan itu. Dari 11 orang tersebut, 9 orang di antaranya merupakan siswa. Salah satu siswa SMK Lingga Kencana yang tewas bernama Mahesya Putra. 

Baca Juga: Bus yang Kecelakaan di Subang Ternyata Tak Punya Izin Angkutan, Kemenhub: PO Bus Bisa Dipidana

Ibu dari Mahesya Putra, Rosdiana, menceritakan kisah hidup anaknya tersebut. Ia menuturkan bahwa sang putra ingin sekai ikut acara perpisahan sekolah bersama teman-temannya. 

Demi bisa ikut acara perpisahan tersebut, kata Rosdiana, anaknya Mahesya Putra bahkan rela bekerja agar mendapatkan uang untuk membayar acara perpisahan.

Diketahui, acara perpisahan siswa SMK Lingga Kencana ke luar kota yaitu Bandung biayanya dipatok Rp800.000 ribu per siswa. 

Tak mau membebani orangtua, Mahesya Putra ternyata tidak sendiri bekerja agar bisa mendapat uang dan bisa ikut acara perpisahan sekolah. Teman sekolahnya bernama Dimas Aditya juga bekerja bersamanya menjadi kuli angkut pasir.

Bude dari Dimas Aditya, Mariah, mengatakan Dimas bersama Mahesya rela bekerja menjadi kuli angkut pasir untuk bisa ikut acara perpisahan.

Baca Juga: Kesaksian Guru yang Duduk Dekat Sopir saat Kecelakaan di Subang: Bus Tabrak Mobil hingga Terguling




Sumber : Kompas TV/Tribunnewsbogor.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x