SOLO, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa cuaca ekstrem berpotensi melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jateng) pada 24 Februari 2025.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi akibat kondisi cuaca tersebut.
Berdasarkan laporan BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Ahmad Yani Semarang yang dirilis pada 22 Februari 2025, terdapat tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan potensi cuaca ekstrem di Jateng.
“Berdasarkan informasi dinamika atmosfer yang dirilis BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Ahmad Yani Semarang hari ini (22/2), ada tiga faktor yang berpotensi memicu terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jateng,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, di Cilacap, Sabtu.
Faktor pertama adalah bibit siklon tropis 99S, yang terpantau berada di Samudra Hindia selatan Jawa Timur, menciptakan daerah pertemuan dan belokan angin yang mempengaruhi kondisi atmosfer di Jawa Tengah.
Baca Juga: Jadwal Libur Sekolah Ramadan 2025 Berdasarkan SEB 3 Menteri, Dimulai Pekan Ini
Selain itu, kelembapan udara yang tinggi di berbagai ketinggian turut meningkatkan kemungkinan terbentuknya awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas, yang dapat menyebabkan curah hujan lebih tinggi.
Faktor ketiga adalah labilitas atmosfer lokal yang cukup kuat, yang mendukung proses konvektif pada skala lokal dan berkontribusi terhadap intensifikasi hujan deras, petir, serta angin kencang. “Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal juga diamati di Jawa Tengah,” tambahnya.
Pada Senin (24/2), daerah yang berpotensi terdampak meliputi Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Temanggung, Kabupaten Semarang, Salatiga, Kendal, Batang, Kabupaten Pekalongan, dan sekitarnya.
Menghadapi kondisi cuaca yang berpotensi ekstrem ini, masyarakat di wilayah terdampak diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir.
"Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," kata Teguh dikutip dari Antara.
Baca Juga: La Nina hingga Mei 2025, BMKG Minta Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem saat Mudik Lebaran 2025
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.