Kompas TV saintek sains

Apa Itu Heat Wave yang Melanda Sejumlah Negara Asia? BMKG Bantah Indonesia Alami Gelombang Panas

Kompas.tv - 2 Mei 2024, 17:14 WIB
apa-itu-heat-wave-yang-melanda-sejumlah-negara-asia-bmkg-bantah-indonesia-alami-gelombang-panas
Ilustrasi. Apa itu heat wave atau gelombang panas yang terjadi di beberapa negara Asia? (Sumber: SHUTTERSTOCK)
Penulis : Dian Nita | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Fenomena heat wave atau gelombang panas yang terjadi di beberapa negara Asia sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial. 

Dilansir Washington Post, gelombang panas yang terjadi pada beberapa bulan terakhir di Asia Tenggara menyebabkan sekolah-sekolah ditutup hingga lonjakan besar jumlah kasus penyakit dan kematian.

Manila, wilayah metro megalopolis di Filipina yang berpenduduk lebih dari 14 juta orang, mencatat suhu tertinggi sepanjang masa sebesar 38,8 celcius pada 27 April 2024.

Pada 22 April di Bangladesh, suhu mencapai 43 derajat celcius dan membuat sekolah-sekolah dasar ditutup. Pada 23 April, suhu naik hingga 43,8 derajat celcius.

Rekor suhu terpanas di Laos juga terjadi pada April ketika suhu mencapai 43,2 derajat celcius di Tha Ngon.

“Ribuan rekaman dicatat di seluruh Asia, dan ini merupakan peristiwa paling ekstrem dalam sejarah iklim dunia,” tulis sejarawan cuaca Maximiliano Herrera di X (Twitter) pada 28 April 2024 lalu.

Baca Juga: Penjelasan BMKG soal Udara Panas Terjadi di Indonesia Beberapa Hari Terakhir

Apa Itu Heat Wave?

Dikutip dari laman Weather.gov, gelombang panas atau heat wave adalah periode cuaca panas tidak normal yang umumnya berlangsung lebih dari dua hari.

Gelombang panas dapat berpotensi membahayakan tubuh hingga memicu berbagai penyakit. Panas ekstrem juga berdampak pada transportasi seperti merusak trotoar dan melengkungkan rel kereta api, berdampak pada pasokan air bersih dan produktivitas pertanian.

Sementara menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), gelombang panas terjadi jika suhu maksimum suatu tempat mencapai setidaknya 40 derajat celcius atau lebih untuk dataran dan setidaknya 30 derajat celcius atau lebih untuk wilayah perbukitan.

Penyebab Heat Wave

WHO menyebut suhu global serta frekuensi dan intensitas gelombang panas meningkat pada abad ke-21 sebagai akibat dari perubahan iklim.

Suhu udara tinggi pada siang dan malam hari dalam jangka waktu lama menciptakan tekanan fisiologis kumulatif pada tubuh manusia yang memperburuk penyebab utama kematian secara global, termasuk penyakit pernapasan dan kardiovaskular, diabetes melitus, dan penyakit ginjal.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x