Kompas TV saintek teknologi

4 Kelebihan dan Kekurangan Internet Satelit Starlink Milik Elon Musk

Kompas.tv - 21 Mei 2024, 16:05 WIB
4-kelebihan-dan-kekurangan-internet-satelit-starlink-milik-elon-musk
Layanan internet milik miliarder Elon Musk, Starlink, akan resmi beroperasi di Indonesia. (Sumber: AP Photo/Jae C. Hong, File)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pada dasarnya, layanan internet Starlink milik Elon Musk tidak jauh berbeda dengan layanan internet yang sudah tersedia di Indonesia. Perbedaannya, Starlink menyediakan koneksi internet melalui satelit di luar angkasa, bukan melalui kabel fiber optik.

Starlink sudah dimulai sejak 2015 silam. Pada 2018, SpaceX meluncurkan satelit prototipe pertamanya ke orbit. Saat ini, ada sekitar 5.000 satelit milik Starlink yang berhasil mengorbit di luar angkasa. Satelit Starlink bertujuan untuk memberikan akses internet berkualitas tinggi kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil.

Kelebihan Starlink

Layanan internet Starlink bekerja dengan cara yang berbeda dari internet melalui jaringan nirkabel berbasis darat seperti layanan internet 4G dan 5G.

Baca Juga: Starlink Belum Punya Kantor Layanan, 'Diistimewakan' atau Demi Investasi Jangka Panjang?

Dikutip dari Kontan melansir Profolus, Rabu (15/5/2024), Starlink menyediakan akses internet melalui satelit yang mengorbit rendah di luar angkasa.

Jaringan elektromagnetik dalam frekuensi gelombang radio dan gelombang mikro lalu disalurkan ke stasiun atau transreceiver di Bumi. Dibandingkan jaringan internet nirkabel, teknologi ini memiliki beragam manfaat.  

Kelebihan Starlink:

1. Waktu perpindahan data lebih cepat

Starlink memakai satelit LEO untuk cepat menyalurkan internet. Satelit ini memiliki latensi atau waktu perpindahan data lebih kecil daripada satelit GEO karena posisinya lebih rendah. Satelit GEO memiliki latensi sekitar 477 milidetik sedangkan satelit LEO memiliki latensi kurang dari 27 milidetik. Artinya, Starlink dapat menyalurkan data yang lebih cepat dibandingkan layanan internet lain.

2. Transmisi data cepat

Starlink diklaim memiliki kecepatan transmisi data awal pada 100 Mbps untuk hilir dan 20 Mbps untuk hulu. Namun, akan dikembangkan menjadi 1 Gbps untuk hilir. Kenyataannya, hasil uji menunjukkan Starlink memberikan kecepatan transmisi data lebih cepat dari yang dijanjikan, mencapai 222 Mbps dan 24 Mbps.

3. Terminal Starlink mudah dipasang

Internet Starlink praktis digunakan, dengan cara merakit terminal persegi berukuran 30,5 cm, antena, dan kabel yang terkoneksi ke router WiFi. Alat ini dapat dipasang di permukaan datar apa pun, termasuk tanah atau atap.

Kit milik Starlink dilengkapi panduan pemasangan dan instruksi unduh aplikasi Starlink untuk menyiapkan perangkat. Proses pemasangannya singkat, kurang dari 30 menit.

4. Bisa menjangkau daerah terpencil

Starlink menyediakan layanan internet tanpa bergantung pada infrastruktur telekomunikasi fisik dan konvensional seperti kabel panjang. Karena itu, layanan ini memungkinkan disediakan hingga daerah terpencil. Starlink bahkan dapat bekerja saat jalur telekomunikasi putus dan mati listrik.

Kekurangan Starlink

Meskipun memiliki sederet keunggulan, Starlink memiliki sejumlah kekurangan yang dapat memengaruhi layanan internetnya. Berikut beberapa kekurangan Starlink.

1. Letak terminal internet wajib minim halangan

Terminal Starlink harus diposisikan di area dengan pemandangan langit tanpa halangan. Perangkat ini tidak boleh ditempatkan di dekat pohon atau bangunan tinggi. Starlink bekerja paling baik jika ditempatkan di tanah terbuka atau di atas atap. Pasalnya, frekuensi jaringannya tidak akan dihalangi penghalang fisik maupun gangguan cuaca.

Baca Juga: Kandas Gaet Tesla, Indonesia Cuma Dikasih "Starlink" oleh Elon Musk!

2. Lebih mahal dari layanan lain

Diberitakan Kompas.com, Jumat (17/5/2024), Starlink memiliki harga berlangganan yang lebih mahal daripada penyedia layanan internet asal Indonesia. Biaya langganan provider internet lokal dengan kecepatan mencapai 250 Mbps berkisar Rp400.000 - Rp500.000 per bulan. Sementara langganan Starlink dibanderol Rp750.000 per bulan.

3. Lebih cocok untuk wilayah terpencil

Starlink diciptakan untuk menjangkau wilayah terpencil. Namun, layanan ini dikabarkan tidak tepat dipakai di daerah perkotaan karena wilayah yang padat dapat mengganggu sinyalnya.

4. Performa tetap bisa menurun

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (16/5/2024), Starlink menggunakan jaringan berfrekuensi tinggi sehingga performanya bisa menurun apabila nantinya mulai banyak layanan lain memanfaatkan jaringan di frekuensi sama.


 

 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x