Kompas TV advertorial

Penelitian LPEM UI: Galon Guna Ulang Berkontribusi Mengatasi Sampah dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kompas.tv - 4 November 2022, 14:43 WIB
penelitian-lpem-ui-galon-guna-ulang-berkontribusi-mengatasi-sampah-dan-pertumbuhan-ekonomi-nasional
Dalam mengurangi kebocoran sampah plastik di laut, Danone-Aqua secara konsisten mengimplementasikan pendekatan bisnis yang komprehensif, salah satunya melalui kemasan galon guna ulang. (Sumber: Dok. Danone-Aqua)
Penulis : Adv Team

Riset menyatakan, bahwa tanpa penggunaan galon guna ulang, 7 dari 10 konsumen akan beralih pada penggunaan kemasan sekali pakai. Dengan demikian, tentunya hal ini akan berpotensi meningkatkan timbulan sampah kemasan sekali pakai hingga 770.000 ton per tahun.

Baca Juga: Akselerasi Ekonomi Sirkular Jadi Kunci Capai Target Pengurangan Sampah Plastik di Lautan

"Akibatnya, emisi sampah plastik akan bertambah hingga 1.655.500 ton per tahun,” papar Bisuk Abraham Sisungkunon, Peneliti Ekonomi Lingkungan, Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI).

Selain mengurangi dampak terhadap lingkungan, penggunaan galon guna ulang juga berkontribusi positif bagi perekonomian nasional melalui sumbangan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional hingga Rp 460 miliar.

Lebih lanjut, sektor galon guna ulang juga mendorong penciptaan lapangan kerja nasional sebesar 16.732 yang berasal dari 13.316 kesempatan kerja langsung sebagai agen pemasaran produk, pekerja depo, supir truk distribusi hingga potensi penambahan 3.416 lapangan kerja tidak langsung dari sektor industri ini.

Aktivis Lingkungan dari Komunitas Nol Sampah Wawan Some menyatakan, “Pada praktiknya, kami sudah memahami bahwa galon guna ulang memiliki kontribusi dalam mengurangi kebocoran sampah plastik di lingkungan. Karena, dengan mengonsumsi air kemasan galon guna ulang, masyarakat secara tidak langsung menjalankan budaya reuse yang berdampak dalam mengurangi potensi sampah plastik."

"Mungkin kita sama-sama paham, bahwa sampah plastik dapat didaur ulang, tetapi butuh waktu dan biaya tambahan dalam proses pengumpulan dan penyortiran. Hal ini dikarenakan, industri menggunakan plastik yang berbeda saat membuat kemasan sehingga pengepul perlu memisahkan kemasan sekali pakai, label, dan juga tutupnya. Belum lagi keterbatasan titik pengumpulan, sehingga membuat sampah daur ulang yang harus diangkut berpotensi menyumbangkan emisi karbon,” tutur Wawan.

Dengan adanya data dari LPEM UI justru semakin mempertegas bahwa galon guna ulang memberikan kontribusi bagi ekonomi sirkular. “Temuan ini dapat kami jadikan materi edukasi masyarakat dan advokasi pemerintah,” imbuh Wawan.

Ahli kimia sekaligus pakar polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr. Ahmad Zainal Abidin memastikan bahwa air mineral kemasan galon guna ulang selain mendukung ekonomi sirkular juga tentunya aman untuk digunakan sebagai kemasan pangan.

Baca Juga: Inisiatif Keberlanjutan Danone-Aqua Raih Dua Kategori BISRA 2022

Zainal menjelaskan, galon guna ulang terbuat dari polycarbonate (PC) yang memiliki performansi baik, dari sisi kekuatan, kimia, thermal, serta mekaniknya. Untuk saat ini kemasan galon guna ulang merupakan pilihan yang terbaik dibanding jenis lainnya.

"Harus dilihat bahwa kemasan plastik PC yang digunakan pada galon guna ulang telah melalui proses pengolahan yang tentunya memiliki standar yang ketat, sehingga keamanan penggunaanya tidak perlu diperdebatkan lagi, karena telah memenuhi standar food grade dan terlebih lagi kemasan PC merupakan kemasan yang lebih ramah lingkungan,” jelas Zainal.

Dari sisi ilmiah, menurut Zainal, kandungan kimia yang digunakan dalam kemasan pangan merupakan zat prekursor yang tentunya sangat aman setelah melalui berbagai proses pengolahan.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x