Kompas TV advertorial
advertorial

Pembelajaran Berbasis Inkuiri dan Proyek di Sekolah Tunas Muda

Kompas.tv - 8 Juni 2023, 13:50 WIB
pembelajaran-berbasis-inkuiri-dan-proyek-di-sekolah-tunas-muda
Sekolah Tunas Muda menerapkan kurikulum IB (International Baccalaureate) dalam kegiatan belajar mengajar sehingga menggunakan model pembelajaran berbasis inkuiri dan proyek. (Sumber: Dok. Tunas Muda School)
Penulis : Adv Team

KOMPAS.TV – Sekolah Tunas Muda yang berlokasi di Jakarta Barat merupakan sekolah SPK (Satuan Pendidikan Kerjasama) yang menggunakan kurikulum IB (International Baccalaureate) dalam kegiatan belajar mengajar.

Di dalam kurikulum IB, Sekolah Tunas Muda menggunakan model pembelajaran berbasis inkuiri dan proyek.

Dalam pembelajaran berbasis inkuiri, peserta didik didorong untuk berpikir kritis, kreatif, dan berkolaborasi dengan peserta didik lainnya. Guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran.

Pembelajaran inkuiri didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari peserta didik berkaitan dengan tema dari setiap unit.

Baca Juga: Raih Gelar Sarjana dari UK, Australia, atau New Zealand dengan Tahun Pertama Kuliah di TM College

Pembelajaran dilakukan dengan metode diskusi, tanya jawab, mencari data melalui wawancara, membaca dan menganalisis artikel atau bacaan, berkolaborasi mengerjakan proyek, dan lain sebagainya. Melalui pembelajaran inkuiri, peserta didik membangun pemahaman mereka akan suatu konsep.

Di Sekolah Tunas Muda, model pembelajaran inkuiri berdampingan dengan pembelajaran berbasis proyek. Di akhir setiap unit, peserta didik dapat berkolaborasi untuk mengerjakan proyek akhir unit. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik melakukan proyek akhir di kelas 6 yaitu PYP Exhibition.

Dalam PYP Exhibition, peserta didik kelas 6 diberikan pilihan untuk memilih topik atau isu yang menarik bagi mereka.

Kemudian, secara berkelompok atau individu, peserta didik mencari literatur berkaitan dengan topik, mengumpulkan data melalui survey, dan wawancara. 

Peserta didik juga berdiskusi mengenai aksi nyata yang dapat dilakukan berkaitan dengan topik atau isu yang dipilih serta melakukan ekshibisi untuk membagikan proses pengerjaan proyek mereka kepada seluruh anggota komunitas sekolah dan pengunjung.

Beberapa isu atau topik yang dipilih sangat menarik seperti isu tentang sustainable fashion, perlindungan diri, perubahan iklim, kekerasan kepada hewan, kesehatan mental, dan lain sebagainya.

Kelompok yang memilih topik fast fashion, berfokus pada fakta bahwa industri fashion menghasilkan sampah yang sangat besar. Peserta didik melakukan wawancara dengan beberapa pihak berkaitan dengan industri fashion.

Kemudian, anggota kelompok melakukan aksi mengajak peserta didik di jenjang SMP dan SMA, para guru, dan orang tua murid untuk melakukan kampanye "Fashion Friday Pledge".

Kampanye yang diadakan pada hari Jumat tersebut mengajak komunitas sekolah mengenakan pakaian yang sudah lama tidak dipakai, berfoto, lalu diunggah di media sosial. Selain itu, peserta didik juga melakukan kampanye tentang membeli baju bekas layak pakai atau yang dikenal dengan istilah thrifting.

Baca Juga: Education New Zealand dan TM College Hadirkan “A Virtual Tour with New Zealand Universities”

Tidak hanya topik tersebut, peserta didik pun memiliki minat terhadap topik lingkungan. Salah satu kelompok berfokus pada penanggulangan sampah botol plastik dan kaleng minuman.

Mereka memutuskan untuk membuat alat yang dapat meremukkan botol plastik dan kaleng minuman sehingga lebih mudah untuk didaur ulang. Anggota kelompok membuat sketsa awal alat dan membuat miniatur alat untuk melihat apakah alat dapat berfungsi dengan baik.

Setelah melakukan uji coba dan evaluasi, peserta didik kemudian membuat alat peremuk botol plastik dan kaleng minuman dengan bantuan dari PT Nivada Interindo Pratama yang bergerak di bidang furniture. Alat peremuk berhasil dibuat dan dipamerkan dalam ekshibisi.

Pengunjung dapat mencoba meremukkan botol plastik atau kaleng minuman. Botol dan kaleng yang sudah diremukkan, kemudian disumbangkan ke bank sampah terdekat untuk didaur ulang.

Melalui pembelajaran berbasis inkuiri dan proyek, peserta didik di Sekolah Tunas Muda memiliki kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan.

Mulai dari keterampilan berfikir, keterampilan bersosialisasi, keterampilan manajemen diri, keterampilan berkomunikasi, dan keterampilan melakukan penelitian.

Selain itu, peserta didik juga mengembangkan profil pembelajar IB yaitu pelaku inkuiri, berpengetahuan, pemikir, komunikator, berprinsip, berpikiran terbuka, merawat, pengambil resiko, seimbang, dan reflektif.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x