> >

Ekonom Nilai THR Tak Bisa Dongkrak Daya Beli Karena Harga-Harga Naik

Bbc indonesia | 19 April 2022, 12:10 WIB
Sejumlah warga berebut membeli minyak goreng curah di sebuah toko sembako di kompleks pasar Bandongan, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (26/3/2022). (Sumber: Antara Foto/Anis Efizudin)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rizal Taufikurahman menyatakan, dampak tunjangan hari raya (THR) dalam mendorong perekonomian tidak akan terlalu besar tahun ini.

Rizal memprediksi, kucuran dana THR bagi ASN, pekerja swasta, serta dana bantuan sosial hanya akan menumbuhkan angka konsumsi rumah tangga sebesar 0,4 persen.

Padahal untuk tahun-tahun sebelumnya, gelontoran dana THR bisa meningkatkan konsumsi sebesar 1,2 persen.

Hal ini lantaran masyarakat membelanjakan uang THR untuk kebutuhan lebaran seperti pangan, pakaian, dan transportasi untuk mudik.

"Apalagi, lebih dari 80 juta orang diprediksi akan pulang kampung setelah pemerintah untuk pertama kalinya membebaskan mudik Lebaran sejak pandemi melanda," kata Rizal seperti dikutip dari bbc.com, Selasa (19/4/2022).

Baca Juga: Sri Mulyani Unggah Meme Soal THR dan Gaji Ke-13: Orang Indonesia Kreatif dan Jenaka

Namun di sisi lain, ada kenaikan harga seperti BBM, pangan, dan  Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang menyebabkan konsumsi rumah tangga juga menurun sebesar 0,8 persen.

Sehingga, menurut Rizal, target pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui dana THR dan bantuan sosial tidak realistis.

"Ini berat, kalau mau mendorong konsumsi seharusnya pemerintah jangan menaikkan harga, tahan dulu. Setelah Lebaran baru dinaikkan secara perlahan. Ini kan ujug-ujug ditekan semua, jadi konsumsi pasti turun," ujar Rizal.

Ia menambahkan, peningkatan daya beli bisa tak tercapai jika pihak swasta belum sepenuhnya mampu mengikuti jejak pemerintah dengan mengucurkan dana THR secara penuh.

Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya

Sumber : bbc.com


TERBARU