> >

Ekonom Nilai THR Tak Bisa Dongkrak Daya Beli Karena Harga-Harga Naik

Bbc indonesia | 19 April 2022, 12:10 WIB
Sejumlah warga berebut membeli minyak goreng curah di sebuah toko sembako di kompleks pasar Bandongan, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (26/3/2022). (Sumber: Antara Foto/Anis Efizudin)

Baca Juga: Dapat Pesan Pinjol Cair Puluhan Juta Rupiah Padahal Tak Pernah Ajukan? Ini Cara Hadapinya

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, upaya pemulihan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat tidak bisa hanya bergantung pada THR dan dana bansos.

Pasalnya, daya dongkrak dari 2 dana tersebut hanya bersifat sementara dan hanya akan bertahan pada momentum Lebaran.

"Dampaknya pada masa Lebaran saja, setelah itu tentu saja begitu THR-nya habis dan dihadapkan lagi pada pendapatan yang sama, sedangkan biaya hidup mengalami peningkatan. Jadi kalau cuma THR sebulan tidak setimpal lah," tutur Faisal.

Ia menyebut, menjaga harga bahan kebutuhan pokok tetap stabil adalah cara yang lebih realistis untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Baca Juga: Harga Minyak Naik, Subsidi BBM-Listrik Berpotensi Bengkak Jadi Rp320 Triliun

"Kalau kemarin sudah ada kenaikan beberapa komponen bahan pokok, jangan kemudian menambah lagi bebannya dengan adanya kenaikan di kebutuhan pokok lain, termasuk rencana mengurangi subsidi LPG 3 kilogram, pertalite, dan tarif listrik yang 900 watt itu yang kena kalangan bawah," jelasnya.

Faisal menyampaikan, pemerintah harusnya bisa memanfaatkan tambahan pendapatan negara dari booming harga komoditas.

"Saya rasa pemerintah harus menjaga itu jangan sampai naik dan pemerintah punya kemampuan untuk mengontrol itu dari sisi budget.  Pemerintah punya tambalan untuk subsidi karena harga komoditas meningkat, sehingga pendapatan pemerintah dari pajak dan non-pajak meningkat," terang Faisal.

Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya

Sumber : bbc.com


TERBARU