> >

Langkah Jokowi Bubarkan 3 BUMN Dinilai Sudah Tepat, Ini Alasannya

Bumn | 21 September 2021, 12:59 WIB
Beberapa pegawai tengah melintas di depan Kantor Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta Pusat (Sumber: Dokumentasi Kementrian BUMN)

Di sisi lain, tidak semua aksi merger BUMN menjadi holding bisa langsung sukses. Toto mencontohkan holding BUMN perkebunan dengan induk usaha PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III.

Baca Juga: Erick Thohir Beri Bukti Hasil Signifikan Perampingan Pertamina

PT PTPN III berhasil menorehkan kinerja positif pada semester I tahun ini. Tercatat laba bersih perusahaan melesat 227 persen atau mencapai Rp1,45 triliun dari sebelumnya rugi dalam 2 tahun terakhir.

"Harusnya holding BUMN ada value creation nya. Jika 4 BUMN digabung maka nilainya bukan 4 juga, tapi harusnya jadi 6 atau 7," ucap Toto.

Toto menyatakan, kesuksesan holding perusahaan tergantung seberapa cepat mereka berhasil menjalankan post merger integration. Seperti menyatukan budaya perusahaan dan standarisasi sistem pengelolaan SDM serta operasional.

"Kalau enggak bisa, yang ada malah memberatkan dan memperlambat kinerja perusahaan dibanding saat masih berdiri sendiri," imbuhnya.

Tapi, ada juga holding BUMN yang sudah sukses. Misalnya holding tambang dan semen. Holding BUMN tambang bernama MIND ID, disebut Toto berhasil meningkatkan nilai perusahaan dan memperluas portofolio usaha. Yaitu dengan mengakuisisi perusahaan tambang nikel, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).

Begitu juga dengan holding BUMN semen, PT Semen Indonesia Tbk., yang menjadi holding BUMN generasi pertama yang sukses.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU