> >

Pemerintah Bantah Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Butuh Utang Tersembunyi dari China

Ekonomi dan bisnis | 16 Oktober 2021, 19:39 WIB
Pengerjaan salah satu terowongan di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan tidak ada utang tersembunyi dari China dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sekarang menjadi sorotan masyarakat. (Sumber: KCIC)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan tidak ada utang tersembunyi dari China dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sekarang menjadi sorotan masyarakat.

Arya menyebut, semua utang tercatat dalam Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN) Bank Indonesia. Ia menyebut kabar yang beredar belakangan terkait utang sebagai hoaks.

"Tidak ada sama sekali utang tersembunyi dari China untuk proyek kereta cepat karena semua tercatat di PKLN Bank Indonesia," kata Arya pada Sabtu (16/10/2021), dikutip dari Antara.

Sebelumnya, lembaga riset AidData menyebutkan ada utang tersembunyi atau hidden debt dari China pada Indonesia dan sejumlah negara berkembang.

Baca Juga: 5 Fakta Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Disebut Faisal Basri Tak Akan Balik Modal Sampai Kiamat

Istilah utang tersembunyi itu muncul dalam laporan berjudul Banking on the Belt and Road yang terbit September lalu.

Laporan tersebut menganalisis data sebanyak 13.427 proyek di 165 negara senilai 843 miliar dolar AS. Berbagai proyek itu dibiayai lebih dari 300 lembaga pemerintah dan badan-badan milik negara China.

Dalam laporannya, AidData menyampaikan besar utang tersembunyi Indonesia kepada China mencapai 17,28 miliar dolar AS atau setara 1,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

AidData mendefinisikan utang tersembunyi sebagai utang yang diberikan oleh China kepada negara berkembang melalui perusahaan negara, bank milik negara, entitas tujuan khusus, perusahaan patungan dan lembaga sektor swasta.

Dalam Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) yang disusun dan dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan, total utang luar negeri (ULN) Indonesia dari China sebesar 21,12 miliar dolar AS pada akhir Juli 2021.

Jumlah utang luar negeri itu terbagi dua, yakni utang yang dikelola pemerintah yang dikelola pemerintah sebesar 1,66 miliar dolar AS dan utang BUMN serta swasta dengan total mencapai 19,46 miliar dolar AS.

Pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) hingga saat ini sudah mencapai 79 persen.

Corporate Secretary PT KCIC Mirza Soraya membeberkan, saat ini PT KCIC bersama konsorsium kontraktor melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif.

Pihaknya mengakui, pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak tahun 2020 cukup menghambat proses pembangunan KCJB.

Baca Juga: Bupati Musi Banyuasin Terjaring OTT KPK Kasus Suap Pengadaan Barang dan Jasa Infrastruktur

Kini, PT KCIC -- pemilik proyek KCJB -- sedang fokus melakukan konstruksi jalur dan pengerjaan tiga stasiun, yaitu stasiun Halim, Karawang, dan Tegalluar.

Sedangkan Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta yang akan digunakan ketika operasional nanti saat ini sedang dalam tahap produksi di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang yang berada di Qingdao, Tiongkok.

"Dengan semua upaya yang kami lakukan, mudah-mudahan target operasional di tahun 2022 ini bisa tercapai,” ujar Mirza.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU