> >

Airlangga Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Tinggi Dari Cina Hingga AS

Ekonomi dan bisnis | 10 Mei 2022, 15:42 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pertumbuhan ekonomi RI di kuartal I-2022 lebih tinggi dari negara lainnya, termasuk China. (Sumber: Kemenko Perekonomian)

Melalui pemberian insentif bagi dunia usaha, aktivitas produksi mampu terekspansi yang terlihat dari pertumbuhan positif pada mayoritas lapangan usaha.

Sektor Industri Pengolahan sebagai kontributor terbesar PDB tumbuh positif sebesar 5,07 persen (yoy). Sektor utama lainnya yang juga tumbuh signifikan yakni Sektor Transportasi dan Pergudangan yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 15,79 persen (yoy).

" Hal ini sejalan dengan mobilitas masyarakat yang semakin pulih. Berbagai sektor lainnya yang mendukung aktivitas di tengah pandemi Covid-19 seperti Sektor Jasa Kesehatan, serta Sektor Informasi dan Komunikasi juga mengalami pertumbuhan yang kuat," tuturnya.

Aktivitas Sektor Produksi yang terus meningkat berhasil memberikan lapangan pekerjaan yang lebih luas. Tercermin dari kenaikan jumlah tenaga kerja sebesar 4,55 juta orang pada Februari 2022.

Baca Juga: Usai Lebaran, Harga Emas Antam dan Harga Buyback Emas Anjlok

Khusus untuk pekerja penuh waktu tercatat sebanyak 88,42 juta orang atau naik sebanyak 4,28 juta orang dan kenaikan juga terjadi pada pekerja paruh waktu. Angka ini juga terkonfirmasi dari penurunan tingkat pengangguran terbuka yang menjadi sebesar 5,83 persen di bulan Maret dari sebelumnya 6,26 pada Februari 2021.

Di sisi pengeluaran, percepatan penyaluran perlindungan sosial memberikan dorongan bagi daya beli masyarakat yang tercermin dari pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,34 persen (yoy).

Airlangga menambahkan, kenaikan signifikan dialami oleh performa perdagangan internasional, dimana ekspor tumbuh double digit sebesar 16,22 persen (yoy), sementara impor tumbuh sebesar 15,03 persen (yoy).

Kondisi ini terjadi seiring dengan kenaikan harga secara signifikan di berbagai komoditas unggulan Indonesia.

"Di sisi lain, meskipun Konsumsi Pemerintah mengalami penurunan sebesar -7,74 persen (yoy), hal ini merupakan indikasi positif berkurangnya biaya penanganan pandemi Covid-19," ucapnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber :


TERBARU