> >

Airlangga Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Tinggi Dari Cina Hingga AS

Ekonomi dan bisnis | 10 Mei 2022, 15:42 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pertumbuhan ekonomi RI di kuartal I-2022 lebih tinggi dari negara lainnya, termasuk China. (Sumber: Kemenko Perekonomian)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal I-2022 masih lebih baik dari sejumlah negara. Airlangga menyebut, ekonomi RI berhasil tumbuh 5,01 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

Sedangkan beberapa negara lainnya seperti Tiongkok (4,8 persen), Singapura (3,4 persen), Korea Selatan (3,07 persen), Amerika Serikat (4,29 persen), dan Jerman (4,0 persen).

"Perekonomian global sendiri pada tahun ini diperkirakan tumbuh sebesar 3,6 persen hingga 4,5 persen. Sementara itu, berbagai lembaga internasional seperti OECD, World Bank, ADB, dan IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran antara 5 persen hingga 5,4 persen," kata Airlangga dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa (10/5/2022).

"Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global," tambahnya.

Baca Juga: Buwas: Ketersediaan Aman, Bulog Masih Ada Stok Satu Juta Ton Beras

Menurut Airlangga, tren perkembangan ekonomi nasional saat ini terus berada pada jalur yang tepat, karena ditopang oleh aktivitas ekonomi domestik yang semakin bergeliat.

“Kinerja ekonomi yang berhasil diperoleh ini tidak terlepas dari solidnya kerja sama antara Pemerintah dan seluruh stakeholders dalam bersinergi melakukan pengendalian Covid-19 dan menjalankan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," ujar Airlangga.

"Hasilnya, kepercayaan masyarakat maupun investor semakin menguat dalam mendorong aktivitas ekonomi nasional,” sambungnya.

Ia menyampaikan, berbagai program PEN berhasil mempercepat pertumbuhan ekonomi di triwulan I baik dari sisi lapangan usaha maupun sisi pengeluaran.

Baca Juga: Kurangi Kereta Impor, KAI Pesan 192 Unit Gerbong Dari INKA

Melalui pemberian insentif bagi dunia usaha, aktivitas produksi mampu terekspansi yang terlihat dari pertumbuhan positif pada mayoritas lapangan usaha.

Sektor Industri Pengolahan sebagai kontributor terbesar PDB tumbuh positif sebesar 5,07 persen (yoy). Sektor utama lainnya yang juga tumbuh signifikan yakni Sektor Transportasi dan Pergudangan yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 15,79 persen (yoy).

" Hal ini sejalan dengan mobilitas masyarakat yang semakin pulih. Berbagai sektor lainnya yang mendukung aktivitas di tengah pandemi Covid-19 seperti Sektor Jasa Kesehatan, serta Sektor Informasi dan Komunikasi juga mengalami pertumbuhan yang kuat," tuturnya.

Aktivitas Sektor Produksi yang terus meningkat berhasil memberikan lapangan pekerjaan yang lebih luas. Tercermin dari kenaikan jumlah tenaga kerja sebesar 4,55 juta orang pada Februari 2022.

Baca Juga: Usai Lebaran, Harga Emas Antam dan Harga Buyback Emas Anjlok

Khusus untuk pekerja penuh waktu tercatat sebanyak 88,42 juta orang atau naik sebanyak 4,28 juta orang dan kenaikan juga terjadi pada pekerja paruh waktu. Angka ini juga terkonfirmasi dari penurunan tingkat pengangguran terbuka yang menjadi sebesar 5,83 persen di bulan Maret dari sebelumnya 6,26 pada Februari 2021.

Di sisi pengeluaran, percepatan penyaluran perlindungan sosial memberikan dorongan bagi daya beli masyarakat yang tercermin dari pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,34 persen (yoy).

Airlangga menambahkan, kenaikan signifikan dialami oleh performa perdagangan internasional, dimana ekspor tumbuh double digit sebesar 16,22 persen (yoy), sementara impor tumbuh sebesar 15,03 persen (yoy).

Kondisi ini terjadi seiring dengan kenaikan harga secara signifikan di berbagai komoditas unggulan Indonesia.

"Di sisi lain, meskipun Konsumsi Pemerintah mengalami penurunan sebesar -7,74 persen (yoy), hal ini merupakan indikasi positif berkurangnya biaya penanganan pandemi Covid-19," ucapnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber :


TERBARU