> >

LockBit Disebut Minta Tebusan Rp295 M Usai Retas Data Nasabah, Begini Respons BSI

Perbankan | 16 Mei 2023, 16:12 WIB
Tangkapan layar percakapan antara LockBit dengan BSI saat tawar-menawar data BSI yang diretas LockBit. Pihak Lockbit meminta uang tebusan 20 juta dollar AS kepada BSI. (Sumber: Twitter @DarkTracer)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Platform intelijen dan investigasi dark web Dark Tracer mengunggah tangkapan layar percakapan antara kelompok peretas ransomware LockBit 30 dengan pihak yang disebut sebagai BSI, di akun Twitternya @darktracer_int.

Dari gambar yang diunggah, terlihat LockBit meminta uang tebusan sebesar 20 juta dollar AS atau Rp295 miliar.

“Geng ransomware LockBit juga telah mempublikasikan obrolan terkait negosiasi dengan BSI. Mereka menuntut uang tebusan sebesar 20 juta USD (295.619.469.026 Rupiah),” tulisnya.

Dalam percakapan itu, pihak LockBit menyatakan keaslian data yang mereka retas jika sudah dipublikasikan.

Kemudian BSI menawar dengan harga 100.000 dollar AS. Namun dijawab angka 20.000.000 oleh LockBit.

Jumlah itu disebut terlalu besar dan pihak BSI meminta LockBit mengirimkan contoh 1  nama pengguna dan kata sandi yang mereka curi untuk menguji keasliannya.

Menanggapi hal tersebut, BSI kembali memastikan bahwa data dan dana nasabah dalam kondisi aman, sehingga nasabah dapat bertransaksi secara normal dan aman.

Baca Juga: Tenggat 72 Jam Berakhir, LockBit Klaim Publikasikan Data Pegawai hingga Data Operasional BSI

“Dapat kami sampaikan bahwa kami memastikan data dan dana nasabah aman, serta aman dalam bertransaksi. Kami berharap nasabah tetap tenang karena kami memastikan data dan dana nasabah aman, serta aman dalam bertransaksi. Kami juga akan bekerjasama dengan otoritas terkait dengan isu kebocoran data,” kata Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo dalam siaran persnya, Selasa (16/5/2023).

BSI mengajak masyarakat dan para stakeholder untuk semakin sadar akan hadirnya potensi serangan siber yang dapat menimpa siapa saja.

BSI pun terus meningkatkan upaya pengamanan untuk memperkuat digitalisasi dan keamanan sistem perbankan dengan prioritas utama menjaga data dan dana nasabah.

Gunawan mengakui bahwa serangan siber merupakan ancaman di era digital, seiring dengan meningkatnya penggunaan IT pada proses bisnis.

Serangan siber dapat terjadi di mana-mana dan bisa menyasar ke berbagai pihak.

Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya

Sumber :


TERBARU