> >

Ingin Jadi Masinis Kereta Api di PT KAI? Pahami 7 Tahapan yang Harus Dilalui

Loker | 23 Juli 2023, 16:53 WIB
Foto ilustrasi. Ada sejumlah tahapan yang harus dilalui untuk menjadi masinis kereta api PT KAI. (Sumber: PT KAI)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bekerja di PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menjadi impian sebagian masyarakat Indonesia. Salah satu pekerjaan yang tersedia di BUMN layanan transportasi ini ialah masinis kereta api.

"Menjadi masinis tidak mudah, ada perjalanan panjang yang harus dilalui untuk bisa menjalani profesi yang satu ini. Mulai dari syarat, proses rekrutmen, sampai langkah terakhir hingga resmi menjadi masinis," kata Vice President Public Relations PT KAI Joni Martinus, Jumat (21/7/2023).

Peran seorang masinis, kata Joni, bukan sekadar mengemudikan kereta api. Masinis merupakan sosok yang sangat penting dalam menjaga kelancaran dan keselamatan operasional perkeretaapian.

"Mereka bertanggung jawab untuk mengoperasikan kereta dengan penuh keahlian, menjaga jadwal perjalanan, dan memberikan pengalaman perjalanan yang nyaman dan aman bagi pelanggan," ujarnya.

Setidaknya ada tujuh tahapan yang harus dilalui kandidat sebelum menjadi seorang masinis kereta api PT KAI.

Pertama, proses menjadi masinis dimulai dengan mengikuti serangkaian seleksi rekrutmen yang diadakan oleh KAI. 

Peserta rekrutmen akan bersaing dengan puluhan ribu pelamar dalam proses seleksi yang cukup ketat dan berlangsung selama kurang lebih 3 (tiga) bulan. 

Adapun tahapan seleksi yang harus dilalui adalah tahap administrasi, tes kesehatan awal, psikotes, wawancara, dan tes kesehatan akhir. 

Khusus untuk formasi yang berkaitan langsung dengan operasional perjalanan kereta api dan Awak Sarana Perkeretaapian di antaranya masinis, kondektur, dan pengatur perjalanan kereta api (PPKA), Anda harus memiliki kondisi kesehatan yang prima. 

Standar penilaian dalam tahap psikotesnya pun berbeda dengan rekrutmen jabatan lainnya.

Joni mengungkapkan kondisi kesehatan dan mental pekerja dapat memberikan pengaruh besar dalam pencapaian produktivitas kerja.

"Pengujian kesehatan pada saat seleksi ditujukan agar perusahaan memeroleh pekerja yang berada dalam kondisi kesehatan yang baik dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan," kata Joni, dilansir laman kai.id.

Baca Juga: Dua Penyebab Kereta Api Tak Bisa Berhenti Mendadak dan Aturan saat Lewat Palang atau Perlintasan

Pengujian kesehatan, kata Joni, dapat berdampak positif, karena sumber daya manusia (SDM) merupakan investasi penting di sebuah perusahaan. 

"Masinis juga harus teliti, sigap, tidak mudah stres, serta percaya diri sehingga keselamatan dan keamanan dalam mengoperasikan kereta api dapat terjamin," ungkapnya.

Kedua, setelah lolos dan sudah menjadi calon pekerja, kandidat tidak serta-merta langsung menjadi masinis. 

Para kandidat atau calon pekerja harus menjalani masa percobaan selama kurang lebih 3 bulan. 

Dalam rentang waktu itu, ada beberapa program yang harus diikuti oleh calon pekerja di antaranya Program Orientasi Kerja dan Basic Development Program (BDP) yang bekerja sama dengan TNI untuk pengenalan dasar terkait KAI dan melatih kedisiplinan pekerja. 

Setelah menjalani masa percobaan selama 3 bulan, setiap calon pekerja akan dievaluasi sebelum pengangkatan calon pekerja menjadi pekerja tetap, dengan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik. 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU