> >

Menhub Ungkap Penyebab Harga Tiket Pesawat Masih Mahal, dari Harga Avtur sampai soal Suku Cadang

Ekonomi dan bisnis | 3 November 2023, 11:41 WIB
Ilustrasi penumpang pesawat. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkap sejumlah penyebab harga tiket pesawat belum juga turun saat ini. Budi mengatakan, faktor terbesar yang membuat tiket pesawat masih mahal adalah harga bahan bakar pesawat atau avtur. (Sumber: AP Photo/Firdia Lisnawati)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkap sejumlah penyebab harga tiket pesawat belum juga turun saat ini. Budi mengatakan, faktor terbesar yang membuat tiket pesawat masih mahal adalah harga bahan bakar pesawat atau avtur. 

Budi menyebut, harga avtur mencapai 40 persen dari biaya operasional pesawat. Apalagi saat ini terjadi perang Rusia-Ukraina dan Hamas-Israel, sehingga harga avtur dunia naik. 

"Avtur menjadi hal yang paling besar karena avtur itu adalah 40 persen daripada cost. Jadi apabila avtur itu Pertamina harganya bisa turun dengan harga yang sama dengan Singapura, ini akan sangat membantu ya," kata Budi seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (2/11/2023). 

Baca Juga: Jokowi Targetkan Bandara IKN Berfungsi Penuh Desember 2024, tapi Sudah Bisa Digunakan Juni

Faktor lainnya, karena maskapai dalam negeri kekurangan pesawat sedangkan permintaan terus meningkat. Seperti diketahui, maskapai dalam negeri mengurangi armada pesawat mereka selama pandemi Covid-19 yang rata-rata mereka peroleh dari kontrak sewa. 

Budi mengatakan, maskapai Indonesia tadinya mengoperasikan sebanyak 650 pesawat kini hanya 400 pesawat yang beroperasi. Tapi menurutnya, kondisi ini juga terjadi pada maskapai internasional. 

Faktor lainnya adalah masalah pasokan suku cadang pesawat yang terganggu akibat perang dan dampak turunannya terhadap rantai pasok global. 

Pasokan suku cadang menipis sedangkan maskapai membutuhkan suku cadang ini untuk memperbaiki pesawat-pesawat yang selama pandemi tidak digunakan.

Baca Juga: Jokowi soal IKN: Banyak yang Berpikir Tahun Depan Jadi, Siapa yang Ngomong? Butuh 15 Tahun!

Alhasil, proses perbaikan pesawat pun butuh waktu lama. 

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.com


TERBARU