> >

Gagal Restrukturisasi Utang, Pengadilan Perintahkan Likuidasi Raksasa Properti China Evergrande

Ekonomi dan bisnis | 29 Januari 2024, 13:45 WIB
Pengadilan Hong Kong hari Senin, (29/1/2024) memutuskan untuk memerintahkan likuidasi pengembang properti China Evergrande Group setelah gagal mencapai kesepakatan restrukturisasi utang dengan krediturnya. (Sumber: Strait Times )

Saurin menegaskan timnya telah berusaha dengan itikad baik dan kini Evergrande "hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri atas keputusan untuk dihentikan operasionalnya."

Hakim dijadwalkan akan memberikan alasan lebih lanjut mengenai perintah likuidasi ini dalam sidang pengadilan terpisah pada Senin sore.

Evergrande, pengembang properti dengan utang paling banyak di dunia, merupakan satu dari banyak perusahaan properti yang mengalami kesulitan ketika regulator China mengambil tindakan keras terhadap pinjaman berlebih di sektor properti.

Perusahaan ini pertama kali gagal memenuhi kewajibannya tahun 2021, tepat setahun setelah Beijing membatasi pinjaman kepada pengembang properti untuk meredam gelembung properti.

Belum jelas bagaimana perintah likuidasi ini akan memengaruhi operasi Evergrande yang luas di daratan China. Hong Kong, sebagai bekas koloni Inggris, memiliki sistem hukum yang terpisah, meskipun semakin dipengaruhi oleh China yang diperintah oleh rezim komunis.

Dalam beberapa kasus, pengadilan China daratan mengakui putusan kebangkrutan di Hong Kong, tetapi analis mengatakan kasus Evergrande menjadi semacam uji coba.

Baca Juga: Fakta-Fakta Krisis Evergrande China

Mata uang yuan China. Pengadilan Hong Kong hari Senin, (29/1/2024) memutuskan untuk memerintahkan likuidasi pengembang properti China Evergrande Group setelah gagal mencapai kesepakatan restrukturisasi utang dengan krediturnya. (Sumber: Unsplash.com/Eric Prouzet)

Properti menjadi tulang punggung booming ekonomi China, namun pengembang meminjam secara besar-besaran ketika mereka mengubah kota menjadi belantara gedung apartemen dan perkantoran.

Hal ini membantu mendorong total utang korporat, pemerintah, dan rumah tangga menjadi setara lebih dari 300% output ekonomi tahunan, tinggi secara tidak lazim untuk negara berpendapatan menengah.

Pengembang lain, termasuk Country Garden, pengembang properti terbesar di China, juga mengalami masalah, dan situasi mereka merambat ke sistem keuangan di dalam dan di luar China.

Saham Evergrande yang terdaftar di Hong Kong anjlok hampir 21% sebelum dihentikan perdagangannya hari Senin. Indeks acuan Hang Seng naik 1% setelah keputusan tersebut, sementara saham perusahaan properti lainnya naik. Country Garden naik 2,9%, dan Sunac China Holdings melonjak 4%.

Dampak dari krisis properti juga memengaruhi industri perbankan bayangan China, lembaga yang memberikan layanan keuangan serupa dengan bank tetapi beroperasi di luar regulasi perbankan, seperti Zhongzhi Enterprise Group.

Zhongzhi, yang memberikan pinjaman besar kepada pengembang, mengatakan bahwa ia tidak likuid.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU