> >

Termasuk Ed Sheeran dan Sting, Musisi Papan Atas Khawatir dengan Masa Depan Musik Inggris, Ada Apa?

Musik | 1 Maret 2021, 08:58 WIB
Ilustrasi musisi. (Sumber: Unsplash/Derek Truninger)

Surat terbuka yang serupa juga muncul kembali pada Januari 2021 oleh lebih dari 100 musisi, termasuk Ed Sheeran dan Sting.

Baca Juga: Pemimpin Dunia Kutuk Tewasnya 18 Demonstran saat Unjuk Rasa Tolak Kudeta Myanmar

Ancaman kerugian

Selain musisi, aktor Inggris papan atas seperti Ian Mc Kellen, Patrick Stewart dan Julie Walters juga memberikan peringatan kepada Boris Johnson dengan mendesak pemerintah agar artis Inggris bisa mengunjungi UE tanpa visa.

Hal ini menyusul kekhawatiran di sektor budaya Inggris yang sedang menghadapi kerusakan yang tak bisa diperbaiki.

Menurut laporan dari AP, perwakilan musisi Inggris mengatakan bahwa 111 miliar pondsterlng atau sekitar Rp 2,1 kuadriun dari sektor kreatif Inggris didapat tiap tahunnya.

Namun, angka tersebut bisa terancam jika masalah tersebut tak segera diatasi.

Kepala Eksekutif Incorporated Society of Musicians (ISM), Deborah Annetts mengatakan kekhawatirannya terhadap krisis di sektor musik Inggris.

“Kami akan kehilangan bagian yang sangat penting dari ekonomi kami kecuali pemerintah dapat mengatur perjanjian pembebasan visa,” katanya kepada Komite Budaya, Media dan Olahraga Parlemen.

Sementara itu, pemerintah Inggris menyatakan kesepakatannya dengan UE tidak bisa dinegosiasikan ulang. Namun, Boris Johnson berjanji akan mengupayakan kesepakatan bilateral untuk artis tur dengan anggota UE individu.

Baca Juga: Hong Kong Mendakwa 47 Aktivis, Pencapaian Terbesar dari Undang-Undang Subversi yang Kontroversial

Dampak jangka panjang

Survei yang dilakukan oleh ISM selama empat tahun terakhir memperlihatkan dampak Brexit kepada pekerja musik Inggris dari tahun ke tahun.

Pada 2016, terdapat 19 persen pekerja industri musik yang terdampak kebijakan Brexit. Kemudian pada 2020, sebanyak 50,4 persen merasakan dampak Brexti.

Dimana, sebanyak 71 persen responden merasa kesulitan mendapat kepastian janji kontrak jangka panjang, 61 persen merasa kesulitan mengamankan pekerjaannya, dan 52 persen bermasalah pada ketidakpastian kondisi pembayaran, khususnya terkait pemotongan pajak dan jaminan sosial.

Parahnya, 12 persen seniman mengalami pembatalan kerja dan tawaran kerja di negara-negara UE.

Penulis : Fiqih-Rahmawati

Sumber : Kompas TV


TERBARU