Penembakan di Florida Tewaskan 4 Orang, Termasuk Ibu yang Sedang Menggendong Bayi
Kompas dunia | 6 September 2021, 07:53 WIBFLORIDA, KOMPAS.TV - Seorang pria yang mengenakan pakaian pelindung seluruh tubuh, melakukan penembakan massal hingga membunuh empat orang, Minggu (5/9/2021) di Florida, Amerika Serikat. Korban tewas termasuk seorang ibu dan bayi berusia 3 bulan yang sedang digendongnya.
Pelaku penembakan kemudian terlibat baku tembak dengan polisi, hingga akhirnya dia terluka dan menyerah. Sheriff Florida menyatakan, salah satu korban selamat adalah seorang anak perempuan berusia 11 tahun yang terkena tembakan sebanyak 7 kali.
Baca Juga: Pelaku Penembakan Plymouth Merasa Berperilaku Mirip Joker
Sheriff Polk County, Grady Judd, mengatakan selama konferensi pers bahwa pelaku penembakan bernama Bryan Riley berusia 33 tahun. Setelah ditangkap pada Minggu pagi, dia masih sangat agresif dan mencoba untuk merebut pistol dari polisi, ketika dia terbaring di rumah sakit.
"Mereka harus bertarung dengannya lagi di ruang gawat darurat," kata Judd.
Ia menambahkan bahwa Riley akhirnya diikat dan diberi obat penenang. Dia diperkirakan akan pulih dan akan dipindahkan ke penjara untuk menghadapi dakwaan.
Judd mengatakan, pelaku merupakan mantan Marinir yang bertugas sebagai penembak jitu di Irak dan Afghanistan. Ia tampaknya menderita masalah kesehatan mental dan menargetkan tembakan secara acak.
Menurut Judd, kekasih Riley mengatakan kepada pihak berwenang bahwa Riley berulang kali mengatakan kepadanya bahwa dia dapat berkomunikasi langsung dengan Tuhan.
“Mereka memohon untuk hidup mereka dan saya tetap membunuh mereka,” kata Judd Riley kepada polisi selama interogasi.
Baca Juga: Penembakan Terjadi di Sekolah di New Mexico, 1 Siswa Tewas
Pihak berwenang mengatakan, pacar Riley selama empat tahun, bersikap kooperatif dan terkejut akan kejadian ini.
Ia mengatakan bahwa Riley tidak penah melakukan kekerasan, namun dia menderita gangguan mental dan beberapa minggu belakangan bersikap tidak menentu.
Kekasihnya mengatakan, pada minggu lalu, Riley menyebut bahwa dia tengah melakukan misi dari Tuhan, yaitu menimbun persediaan untuk para korban Badai Ida, termasuk cerutu senilai $1.000.
“Sebelum pagi ini, orang ini adalah pahlawan perang. Dia berjuang untuk negaranya di Afghanistan dan Irak. Dan pagi ini dia adalah pembunuh berdarah dingin," ujar Judd seperti dikutip di The Associated Press.
Riley, yang tidak memiliki catatan kriminal, namun dia mengatakan kepada pihak berwenang bahwa dia menggunakan metamfetamin. Kendaraannya juga telah diisi dengan persediaan untuk baku tembak, termasuk peralatan pengontrol pendarahan.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV