> >

Ribuan Warga Gaza Berupaya Mendapat Izin Kerja di Israel

Kompas dunia | 7 Oktober 2021, 00:32 WIB
Warga Palestina di kamp pengungsi Jabalia di Gaza tampak berupaya mendapat izin untuk bekerja di Israel (Sumber: Mahmud Hams/France24 via AFP)

GAZA CITY, KOMPAS.TV — Puluhan ribu warga Palestina berbaris di luar kamar dagang di Jalur Gaza pada Rabu (6/10/2021). Mereka berharap mendapatkan izin untuk bekerja di dalam wilayah Israel setelah beredar desas-desus bahwa izin akan dikeluarkan lebih banyak lagi bagi penduduk di wilayah yang dikuasai Hamas.

Lebih dari 2 juta penduduk Palestina di Gaza hidup di bawah blokade Israel dan Mesir sejak kelompok Hamas merebut kekuasaan dari pasukan saingan Palestina pada tahun 2007, dimana pekerjaan bagi warga Palestina langka.

Israel mengatakan blokade diperlukan untuk menahan kelompok militan, sementara para kritikus melihatnya sebagai bentuk hukuman kolektif.

Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan, pemerintah Israel memutuskan untuk mengizinkan 7.000 orang bulan September, tetapi baru bisa mengeluarkan 4.500 izin.

Mereka sekarang mengambil aplikasi untuk 2.500 sisanya, kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim sesuai dengan peraturan.

Sharif Al-Faqawi, salah satu pekerja yang mengantre untuk mendapatkan izin, mengatakan, dia berbagi satu kamar dengan istri dan delapan anaknya.

“Kami berharap perlintasan dibuka agar kami bisa bekerja dan memberi makan anak-anak kami,” katanya. “Ketika saya pergi ke utara (ke Israel), setidaknya saya akan dapat memberi mereka makan dan membangun masa depan bagi mereka.”

Israel dan Hamas berperang empat kali sejak 2008, yang terbaru pada Mei. Hamas menuntut pelonggaran blokade sebagai bagian dari gencatan senjata informal yang coba ditengahi oleh Mesir.

Israel telah mencabut beberapa pembatasan sejak akhir perang 11 hari Mei lalu sambil memperingatkan pelonggaran yang lebih luas tergantung pada ketenangan yang berkelanjutan.

Baca Juga: 97 Persen Air Terkontaminasi, Warga Gaza Keracunan Pelan-Pelan

Pengungsi anak-anak Palestina terlihat berlindung di sebuah sekolah milik PBB di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 17 Mei 2021. (Sumber: Xinhua/Khaled Omar)

Hamas baru-baru ini menyelenggarakan lokakarya untuk membahas pengelolaan sumber daya alam di tempat yang sekarang menjadi Israel, setelah kelompok militan "membebaskan" Palestina yang bersejarah.

Para kritikus melihat peristiwa itu sebagai bukti pemutusan hubungan Hamas dari kesulitan sehari-hari yang dialami oleh warga Palestina di Gaza, di mana pekerjaan berkisar sekitar 50 persen dari angkatan kerja.

Setengah dari penduduk Gaza hidup dalam kemiskinan, perjalanan ke luar wilayah sangat dibatasi, air keran tidak dapat diminum dan penduduk mengalami pemadaman listrik setiap hari yang dapat berlangsung beberapa jam.

Hampir 40.000 rumah rusak atau hancur dalam perang terbaru, menurut Kementerian Pekerjaan Umum.

Puluhan ribu orang Palestina dari Tepi Barat yang diduduki juga bekerja di Israel, terutama di bidang konstruksi dan pertanian.

Upah jauh lebih tinggi di Israel, sebagian karena pendudukan militer Israel selama 54 tahun di wilayah tersebut.

Israel berhenti mengeluarkan izin kerja untuk warga Gaza setelah pengambilalihan Hamas.

Beberapa ribu pengusaha senior mempertahankan izin masuk mereka ke Israel, dan dalam beberapa tahun terakhir, Israel diam-diam memperluas program itu untuk memungkinkan warga Palestina dari Gaza bekerja di bidang konstruksi, pertanian, dan manufaktur.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/France24


TERBARU