Meski Dianggap Terlambat, BioNTech Kerja Sama Bangun Pabrik Vaksin mRNA di Afrika
Kompas dunia | 27 Oktober 2021, 03:05 WIBDAKAR, KOMPAS.TV - Perusahaan bioteknologi BioNTech mengumumkan telah bekerja sama dengan Senegal dan Rwanda untuk membangun pabrik vaksin mRNA di Benua Afrika.
Hal tersebut diumumkan oleh CEO sekaligus salah satu pendiri BioNTech, Ugur Sahin pada Selasa (26/10/2021).
“(Kerja sama) ini untuk mengembangkan vaksin di Uni Afrika dan mewujudkan kapabilitas produksi vaksin berkelanjutan untuk meningkatkan pelayanan medis di Afrika,” kata Sahin kepada Associated Press.
Kerja sama ini disambut baik oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). BioNTech, yang mengembangkan vaksin Covid-19 bersama Pfizer, menyebut bahwa konstruksi akan dimulai pada pertengahan 2022.
Baca Juga: Pfizer-BioNTech Uji Kemanan Vaksinnya Pada Perempuan Hamil
BioNTech bekerja sama dengan Institut Pasteur yang berbasis di Dakar, Senegal dan pemerintah Rwanda.
“Fasilitas canggih seperti ini dapat menyelamatkan nyawa dan menjadi faktor krusial bagi Afrika, dapat membuat jutaan vaksin yang dibuat dengan teknologi terbaru dibuat untuk rakyat Afrika, oleh orang Afrika, dan di dalam Afrika,” kata Direktur Regional Afrika WHO Matshidiso Moeti.
“Ini juga krusial untuk transfer pengetahuan dan keterampilan, menyediakan lapangan pekerjaan baru, juga kemampuan dan akhirnya memperkuat keamanan kesehatan Afrika,” imbuh Moeti.
BioNTech menyebut fasilitas produksi vaksin di Afrika akan membuat vaksin mRNA Covid-19. Targetnya menghasilkan 50 juta dosis vaksin per tahun.
Para ilmuwan pun berharap teknologi pembuatan berbasis mRNA dapat digunakan untuk membuat vaksin lain, termasuk malaria.
BioNTech dikritik karena ‘sudah terlambat’
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press