> >

Kerugian Memuncak Akibat Perubahan Iklim, Negara Miskin Tagih Negara Kaya Segera Bayar Kerusakan

Kompas dunia | 10 November 2021, 07:34 WIB
Negara-negara miskin di KTT iklim PBB COP26 menekan negara-negara kaya untuk membayar harga kerusakan yang makin meningkat disebabkan oleh pemanasan global, sambil menunjuk pada meningkatnya badai, topan, kekeringan, dan banjir yang hebat yang menimpa rakyat mereka. (Sumber: South China Morning Post)

Kepala kebijakan iklim Uni Eropa Frans Timmermans mengatakan kepada wartawan bahwa blok tersebut mendukung upaya untuk mendapatkan uang di tempat yang dibutuhkan secepat mungkin tetapi pekerjaan itu masih perlu dilakukan untuk mendapatkan rincian yang benar.

Baca Juga: Negaranya Makin Tenggelam Akibat Perubahan Iklim, Menlu Tuvalu Pidato di Pantai Untuk KTT Iklim PBB

Menlu Tuvalu Simon Kofe saat merekam pidato untuk KTT Iklim PBB COP26. Tuvalu terancam tenggelam bersama kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim. Sejak 1993, permukaan air laut naik hampir 15cm di Tuvalu, membuat banyak daratan kini menjadi lautan. (Sumber: Straits Times)

Seorang perwakilan delegasi Amerika Serikat pada KTT itu tidak menanggapi permintaan komentar.

Negara-negara yang rentan terhadap iklim telah mengangkat perkara siapa yang harus membayar kerusakan iklim sejak pembicaraan internasional paling awal tentang pemanasan global beberapa dekade lalu, sebelum dampak pemanasan global dilihat sebagai ancaman saat ini.

Para ekonom sekarang memperkirakan biaya kerusakan akibat peristiwa cuaca terkait perubahan iklim dapat mencapai sekitar 400 miliar dollar per tahun pada tahun 2030.

Sebuah studi yang dilakukan oleh badan pembangunan Christian Aid, sementara itu, memperkirakan kerusakan iklim dapat merugikan negara-negara yang rentan sebesar seperlima dari produk domestik bruto mereka pada tahun 2050.

"Sudah menjadi perjuangan setiap saat untuk mendapatkan kerugian dan kerusakan untuk menjadi item tetap di COP. Kita perlu terus meminta pertanggungjawaban negara-negara penghasil emisi besar," kata Kathy Jetnil-Kijiner, perwakilan dari Forum Rentan Iklim yang mewakili negara-negara yang terpengaruh pemanasan global secara tidak proporsional.

Harjeet Singh dari Climate Action Network mengatakan negara-negara kaya dapat memperoleh dana, setidaknya sebagian, dengan mencabut subsidi dan mengenakan biaya pada perusahaan bahan bakar fosil.

Dia menambahkan tanpa bantuan keuangan, biaya kerusakan akibat perubahan iklim dapat membuat ekonomi yang rapuh malah bangkrut, dan menghambat kemampuan mereka untuk berkontribusi dalam memerangi perubahan iklim.

Jika hancur secara finansial, misalnya, negara-negara harus berjuang lebih keras untuk mendanai langkah-langkah mematikan energi yang berasal dari batubara.

“Kalau rumah anda terbakar, pertama anda padamkan api, bukan memikirkan bagaimana mencegah kebakaran 10 tahun dari sekarang,” ujarnya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Straits Times


TERBARU