Tokoh Oposisi Kazakhstan Sebut Demonstrasi Ricuh Didalangi Sekutu Mantan Presiden, Tujuannya Kudeta
Kompas dunia | 10 Januari 2022, 18:57 WIBKazhegeldin gagal mengikuti pemilihan umum dan menjadi eksil usai dituduh pemerintah Nazarbayev terlibat kasus korupsi dan pengemplangan pajak.
Baca Juga: Dari Kerusuhan di Kazakhstan, Terlihat Tanda-Tanda Elite Saling Berebut Kekuasaan
Menurut Kazhegeldin, terdapat perselisihan antara Tokayev dan pendahulunya sebelum demonstrasi pecah.
Kazhegeldin mengklaim, pemerintahan Tokayev selalu diganggu Nazarbayev. Hal inilah yang membuat Tokayev mulai kehilngan loyalitas terhadap pendahulunya itu.
“Kamu Presiden, tetapi kamu tidak sepenuhnya menjadi Presiden. Seseorang (Nazarbayev) ada di belakangmu, tetapi yang bertanggung jawab itu kamu,” kata Kazhegeldin.
“Saya yakin (Tokayev) sudah muak. Menurut saya itulah yang menjadi pembicaraan antara mereka,” imbuhnya.
Tokayev sendiri menyingkirkan Nazarbayev dari posisi penting di tengah kerusuhan.
Nazarbayev tadinya menjabat sebagai ketua Komisi Keamanan Nasional sebelum dibebastugaskan Tokayev pada Rabu (5/1) lalu.
Kendati demikian, posisi Tokayev masih “sangat berbahaya”.
Kazhegeldin menyebut Tokayev mestinya menemukan dan menghukum dalang kerusuhan serta memenuhi reformasi ekonomi dan politis yang dituntut demonstran.
Kazhegeldin juga menyebut Tokayev harus memburu kekayaan negara yang diklaim disembunyikan keluarga Nazarbayev. Keluarga ini diklaim menyembunyikan ratusan juta euro di luar negeri.
Telegraph melaporkan bahwa putri Nursultan Nazarbayev, Aliya, mengalirkan 300 juta paun ke luar negeri.
Melalui jejaring perusahaan cangkang, ia kemudian membeli aset-aset mewah di Inggris Raya.
Kazhegeldin pun menyebut pemerintahan Tokayev mesti meminta bantuan negara-negara Barat untuk melacak dugaan korupsi ini.
Pemerintahan Tokayev sendiri mengklaim bahwa demonstrasi rusuh sepanjang pekan lalu didalangi “teroris” dengan sokongan luar negeri.
Pada Senin (10/1), dalam pertemuan Traktat Pertahanan Keamanan Kolektif (CSTO), aliansi militer enam negara bekas Uni Soviet yang dipimpin Rusia, Tokayev berjanji akan mengungkap “bukti tambahan” tentang tuduhannya tersebut.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV