> >

Pelaku Penyanderaan Sinagoge Texas Ternyata Berkebangsaan Inggris, Diyakini Punya Masalah Kejiwaan

Kompas dunia | 17 Januari 2022, 07:49 WIB
Kepala kepolisian Colleyville, Michael Miller memberikan keterangan setelah penyanderaan Sinagoge di Texas, Sabtu (15/1/2022), berakhir dengan kematian pelaku. (Sumber: Smiley N. Pool/The Dallas Morning News via AP)

TEXAS, KOMPAS.TV - Pelaku yang telah melakukan penyanderaan di Sinagoge Texas, Amerika Serikat ternyata berkebangsaan Inggris.

Pelaku diketahui bernama Malik Faisal Akram, 44 tahun, seorang warga Inggris.

Ia melakukan penyanderaan saat ibadah pagi di Sinagoge Jemaat Beth Israel, Colleyville, Sabtu (15/1/2022).

Akram diketahui menyandera empat orang termasuk rabbi di jemaat tersebut.

Akhirnya seluruh sandera bisa dibebaskan dan selamat, namun Akram dipastikan tewas setelah terjadinya baku tembak.

Baca Juga: Penyanderaan dalam Sinagoge di Texas Berakhir, Sandera Selamat dan Penyandera Tewas

Ia juga diyakini memiliki masalah gangguan kejiwaan.

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengungkapkan penyanderaan itu sebagai aksi teror.

Pemerintah Inggris pun mengutuk keras penyanderaan tersebut.

“Itu adalah aksi terorisme dan anti-Semitisme. Kami berdiri dengan AS untuk membela hak dan kebebasan warga kami melawan mereka yang menyerbarkan kebencian,” tutur Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss dikutip dari BBC.

Menurut FBI di Dallas, saat ini tak ada indikasi keterlibatan orang lain pada insiden ini.

Sumber dari kepolisian juga menegaskan tak ditemukannya material peledak di tubuh penyandera.

Saudara Akram pun mengungkapkan pernyataan permohonan maaf kepada korban.

Baca Juga: Letusan Gunung Api dan Tsunami Hancurkan Tonga, Selandia Baru Kirim Pesawat untuk Menilai Kerusakan

Ia mengungkapkan saudaranya itu mengalami masalah gangguan kejiwaan.

Pada insiden penyanderaan itu, Akram sempat mengungkapkan bahwa ia memiliki bahan peledak.

Selain itu diyakini bahwa ia menginginkan pembebasan dari Aafia Siddiqui, ilmuwan Pakistan  yang saat ini dipenjara 86 tahun setelah mencoba menyerang tentara AS di Afghanistan.

Namun, poihak Siddiqui mengungkapkan dirinya tak memiliki hubungan dengan Akram.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : BBC


TERBARU