> >

Walau Bersitegang Akibat Invasi ke Ukraina, Astronot AS Tetap Bisa Numpang Kapsul Rusia untuk Pulang

Kompas dunia | 15 Maret 2022, 01:05 WIB
Astronot AS, Mark Vande Hei (kiri) bersama dua kosmonot Rusia, Oleg Novitsky dan Pyotr Dubrov saat hendak berangkat ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menggunakan kosmodrom Rusia dari Kazakhstan, 9 April 2021. Pada Maret 2022, Novitsky telah pulang lebih dulu dan Vande Hei bertahan di ISS bersama Dubrov dan kosmonot Anton Shkaplerov. Ketiganya dijadwalkan pulang dengan kapsul Soyuz Rusia pada 30 Maret mendatang. (Sumber: Roscosmos via Associated Press)

Di ISS, Vande Hei ditemani dua kosmonot Rusia, Pyotr Dubrov dan Anton Shkaplerov. Dua kosmonot ini akan digantikan tiga kosmonot Rusia yang diberangkatkan dari Kazakhstan pada Jumat (18/3) mendatang.

Pada Februari lalu, ketika Rusia menyerang Ukraina, Vande Hei mengaku suasana jadi agak canggung dengan dua koleganya, Dubrov dan Shkaplerov. Mereka berupaya menghindari pembicaraan tentang Ukraina.

“Kami tidak bicara banyak tentang itu. Saya tidak yakin kami ingin membicarakannya,” kata Vande Hei dalam wawancara televisi pada Februari lalu sebagaimana dikutip Associated Press.

Vande Hei sendiri belum bersuara terkait ancama-ancaman yang dilontarkan Direktur Jenderal Roscosmos Dmitry Rogozin belakangan ini. Rogozin membuat serangkaian pernyataan agresif yang mengindikasikan kerja sama antariksa Rusia-AS akan berakhir.

Sementara itu, kalangan antariksawan AS cenderung berharap ketegangan Rusia-AS tak sampai mengakhiri kerja sama di luar angkasa.

“Kita perlu contoh bahwa kedua negara yang secara historis cenderung tidak bersahabat, bisa bekerja di suatu tempat dengan damai. Dan tempat itu adalah ISS. Itulah mengapa kita harus berjuang untuk mempertahankannya,” kata pensiunan astronot NASA, Scott Kelly kepada Associated Press.

“Akan menjadi hari sedih bagi operasi internasional jika kita tidak bisa meneruskan operasi secara damai di antariksa,” tukas kepala penerbangan antariksa manusia NASA, Kathy Lueders.

Washington sendiri merupakan salah satu pihak yang paling tegas menyanksi Rusia sebagai buntut invasi ke Ukraina. Pekan lalu, Gedung Putih resmi melarang impor minyak dan gas alam dari Rusia.

Selain itu, perusahaan-perusahaan swasta asal AS juga ramai-ramai hengkang dari Rusia, menimbulkan kerugian ekonomis bagi masyarakat.

Betapa pun, menurut profesor emeritus Universitas John Logsdon, invasi ke Ukraina akan menandai berakhirnya kerja sama berdekade-dekade antara Rusia-AS di luar angkasa.

“Rusia sudah bergerak mendekati China, dan situasi terkini mungkin akan mempercepat langkah itu,” katanya.

Baca Juga: Mayoritas Publik Indonesia Dukung Invasi Rusia, Pakar Khawatir 'Bangsa Kita Dicap Hipokrit'

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU