> >

Anak Diktator Marcos Menang di Pilpres Filipina, Amnesty Khawatirkan Kondisi HAM

Kompas dunia | 11 Mei 2022, 04:30 WIB
Seorang simpatisan Marcos-Duterte menunjukkan tato diktator Ferdinand Marcos (atas), Ferdinand Bongbong Marcos Jr. (kiri), dan Presiden Filipina Rodrigo Durtete di Mandaluyong, Filipina, Selasa (10/5/2022). Pasangan calon Bongbong Marcos dan Sara Duterte dipastikan memenangi pemilihan presiden Filipina. (Sumber: Aaron Favila/Associated Press)

Deputi Direktur Regional Asia-Pasifik Amnesty International Emerlynne Gil menyoroti keengganan Marcos-Duterte menjawab pertanyaan tentang dugaan pelanggaran hak asasi manusia selama rezim Rodrigo Duterte pada masa kampanye.

“Mereka menghindari pertanyaan tentang pembunuhan, penyiksaan, dan penahanan selama darurat militer (perang narkoba) dan juga pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan di bawah (pemerintahan) Duterte, dalam konteks perang narkobanya Duterte,” kata Gil dikutip Associated Press.

“Ini sangat mengkhawatirkan karena ini berarti bahwa, ini memberikan indikasi jelas kalau dua individu (Marcos-Duterte) yang akan memimpin Filipina menolak terlibat dalam pembahasan mengenai akuntabilitas terhadap pelanggaran hak asasi manusia,” lanjutnya.

Baik Bongbong Marcos ataupun Sara Duterte memiliki ayah yang dikenal sebagai pemimpin otoriter. Khusus untuk ayah Bongbong Marcos, Ferdinand, pernah didepak revolusi pada 1986.

Meskipun demikian, dua blok politik itu masih didukung basis massa yang signifikan, khususnya di utara dan selatan Filipina. Bergabungnya dua kekuatan politik itu membuat khawatir kalangan aktivis hak asasi manusia.

Bongbong Marcos dan Sara Duterte cenderung menghindari pembahasan isu hak asasi manusia selama berkampanye. Mereka seringnya menyerukan persatuan nasional selama masa kampanye tahun ini.

Baca Juga: Anak Mantan Diktator Ferdinand Marcos Jr. Unggul dalam Pilpres Filipina! Sejumlah Warga Khawatir


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : AP/Rappler


TERBARU