> >

Amerika Serikat Mulai Bermanuver Desak India Cabut Larangan Ekspor Gandum, Hadang Lonjakan Harga

Krisis rusia ukraina | 17 Mei 2022, 18:37 WIB
Pada Senin (16/5/2022), di Markas Besar PBB, Dubes Amerika Serikat untuk PBB mengutarakan harapan agar India mencabut larangan ekspor gandumnya, memperingatkan langkah pelarangan ekspor akan memperburuk kelangkaan komoditas global. (Sumber: France24)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Amerika Serikat mulai bermanuver dalam krisis lonjakan harga gandum dunia menyusul serangan Rusia ke Ukraina dan sanksi ekonomi terhadap Rusia, dengan meminta India mencabut larangan ekspor gandum.

Seperti laporan France24, Selasa (17/5/2022), Dubes Amerika Serikat untuk PBB pada Senin (16/5/2022) di Markas Besar PBB, mengutarakan harapan agar India mencabut larangan ekspor gandumnya, memperingatkan pelarangan ekspor akan memperburuk kelangkaan komoditas global.

"Kami mendorong negara-negara untuk tidak membatasi ekspor karena kami pikir pembatasan ekspor akan memperburuk kekurangan pangan," kata Linda Thomas-Greenfield dalam pertemuan tingkat menteri tentang ketahanan pangan menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB.

Pertemuan PBB, yang akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, akan dihadiri oleh Vellamvelly Muraleedharan, menteri luar negeri India untuk urusan luar negeri. India memegang kursi tidak tetap di Dewan Keamanan PBB.

"Kami berharap (India) dapat, ketika mereka mendengar kekhawatiran yang diajukan oleh negara lain, bahwa mereka akan mempertimbangkan kembali posisi itu," kata Thomas-Greenfield.

Baca Juga: Harga Gandum Melonjak ke Rekor Tertinggi Dunia, Mi Instan Berpotensi Jadi Makanan Mewah

Seorang pekerja menyegel karung berisi gandum di Gurdaspur, Punjab, India pada 30 April 2014. Pada Jumat (13/5/2022) pekan lalu, India mengeluarkan kebijakan pelarangan total ekspor gandum yang berlaku saat ini juga, dengan alasan risiko ketahanan pangannya, sebagian karena perang di Ukraina. (Sumber: AP Photo/Channi Anand, File)

India, produsen gandum terbesar ketiga di dunia di bawah Uni Eropa dan China, pada Sabtu (14/5/2022) mengumumkan, akan melarang ekspor tanpa izin khusus dari pemerintah dalam menghadapi penurunan produksi yang terutama disebabkan oleh gelombang panas yang ekstrem.

New Delhi, yang sebelumnya berjanji untuk memasok gandum ke negara-negara yang pernah bergantung pada ekspor dari Ukraina, mengatakan ingin memastikan "ketahanan pangan" bagi 1,4 miliar penduduk India.

Pada Rabu (17/5/2022) besok, Blinken akan mengadakan pertemuan PBB lainnya yang juga terkait dengan ketahanan pangan.

Sesi itu bertujuan untuk "mengumpulkan berbagai negara, untuk melihat negara mana yang mungkin dapat membantu mengisi kesenjangan" pasokan gandum dunia yang disebabkan oleh serangan Rusia ke Ukraina, dua pengekspor utama komoditas tersebut, kata Thomas-Greenfield.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/France24


TERBARU