> >

Taliban Bantah akan Segera Buka Kembali Sekolah-Sekolah untuk Perempuan, Pelajar Putri Kecewa

Kompas dunia | 7 Juni 2022, 22:29 WIB
Seorang pelajar sedang membaca di depan kelas di SMA Putri Tajrobawai, Herat, Afghanistan pada 25 November 2021. Sebagian besar pelajar SMA putri di Afghanistan dilarang untuk bersekolah oleh Taliban, kecuali di provinsi Herat yang berada di bagian barat Afghanistan. (Sumber: AP Photo/Petros Giannakouris)

KABUL, KOMPAS.TV - Pemerintah Afghanistan di bawah Taliban, Emirat Islam Afghanistan, membantah kabar yang menyebutkan, sekolah-sekolah bagi anak-anak perempuan akan segera dibuka kembali.

Stasiun televisi berita Afghanistan, TOLOnews, melaporkan, sebuah pernyataan beredar di media sosial belum lama ini yang menyebutkan sekolah-sekolah untuk pelajar putri di atas kelas 6 akan kembali dibuka dalam dua pekan ke depan.

Sayangnya, Taliban membantah kebenaran kabar tersebut. Mereka menyebut keputusan akhir belum diputuskan.

Mendengar konfirmasi dari pemerintah tersebut, sejumlah pelajar putri mengungkapkan kekecewaan mereka.

“Sekali lagi kami dilukai, hati kami hancur–ketika kami mendengar bahwa (informasi) itu tidak resmi dan hanya dugaan. Ini sebuah permainan yang melibatkan pendidikan bagi kaum perempuan dan anak perempuan,” ungkap Momina Nazir, seorang pelajar, seperti dilansir TOLOnews, Selasa (7/6/2022).

Baca Juga: Laporan PBB: Taliban di Afghanistan Saat Ini Pening Kepala, Hadapi ISIS dan Kelompok Mantan Tentara

“Sayangnya, ini sudah hampir dua bulan kami tidak diperbolehkan pergi ke sekolah,” tutur Shiba, seorang siswa lainnya.

Sebelumnya, Emirat Islam Afghanistan telah mengumumkan pembentukan suatu komite untuk memfasilitasi pembukaan kembali sekolah-sekolah bagi pelajar putri di atas kelas 6. Namun hingga kini, belum ada kemajuan yang dilaporkan.

“Ini merupakan suatu krisis dan bencana yang kita tidak akan sanggup untuk menggantinya–penghentian sektor pendidikan selama satu tahun ini,” ujar Faraha Mustafavi, seorang aktivis hak-hak perempuan.

Hekmat Mirzad, seorang instruktur di sebuah universitas, mengatakan, pendidikan itu bukan hanya kebutuhan, tapi juga kewajiban agama.

Penulis : Edy A. Putra Editor : Gading-Persada

Sumber : TOLOnews/Al Jazeera


TERBARU