> >

18 WNI Dilaporkan Meninggal di Tahanan Imigrasi Malaysia, Kedubes Malaysia: Semuanya karena Penyakit

Kompas dunia | 27 Juni 2022, 11:42 WIB
Ilustrasi. Pengunjuk rasa yang tergabung di Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) saat melakukan aksi di Gedung Kedutaan Besar Malaysia, Jakarta, Jumat (24/6/2022) (Sumber: GALIH PRADIPTA/ANTARA FOTO)

Baca Juga: Zelensky Ungkap Warga Rusia Ikut Terluka Karena Serangan Rudal Putin ke Kiev

Berdasarkan hasil penyelidikan, KBMB menyimpulkan ada dugaan bentuk hukum tak manusiawi, hingga dugaan penyiksaan di sana.

“Berbagai bentuk penghukuman dan perlakuan tidak manusiawi, bahkan penyiksaan terjadi di pusat tahanan imigrasi yang merupakan suatu institusi yang tertutup, institusi yang terisolasi,” ujar anggota TPF KBMB, Abu Mufakhir kepada BBC, Minggu (26/6/2022).

“Jarang sekali orang bisa mengakses realitas yang terjadi di dalam, sehingga mereka secara tidak langsung dilindungi oleh ketertutupan itu, tidak banyak orang yang tahu,” ujarnya.

Kedubes Malayasia di Jakarta, dalam keterangan tertulisnya terkait masalah itu mengatakan total ada 149 tahanan asal Indonesia yang meninggal di Depot Tahanan Imigrasi di seluruh Sabah.

Semuanya disebabkan oleh penyakit, mulai dari Covid-19, sampai penyakit serius seperti kegagalan fungsi organ dan serangan jantung.

Pernyataan Kedubes Malaysia itu membuat KBMB terkejut, karena jumlah kematian WNI di DTI lebih tinggi dari yang mereka duga.

Sementara itu, Konsul RI di Tawau, Heni Hamidah mengatakan pada Senin (27/6/2022), pihaknya akan mencocokan data dengan DTI, terkait dugaan penganiayaan Suardi sebelum meninggal.

Baca Juga: KTT G7 di Jerman: Forum Negara Maju, Mengapa Indonesia Diundang?

Menurutnya, berdasarkan laporan yang ia dapat tahun lalu, penyebab kematian Suardi adalah serangan jantung.

“Kita akan telusuri lebih lanjut. Saya enggak tahu sebetulnya pihak KBMB ini infonya dari mana, kalau berdasarkan file tertulis di kita, almarhum meninggalnya karena heart attack,” tutur Heni.

“Ini mau kita cek juga dengan depot,” tambah Heni.

Heni juga mengatakan akan melakukan verifikasi lagi ke pihak DTI terkait jumlah kematian yang sebenarnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : BBC


TERBARU