> >

Cari Bahan Bakar, Presiden Sri Lanka Telepon Vladimir Putin

Kompas dunia | 6 Juli 2022, 20:53 WIB

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa hari Rabu (6/7/2022) mengatakan dirinya menelepon Vladimir Putin meminta dukungan kredit untuk mengimpor bahan bakar menghadapi krisis ekonomi terburuk sepanjang sejarah. (Sumber: AP Photo/Eranga Jayawardena)

KOLOMBO, KOMPAS.TV — Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengatakan dirinya menelepon pemimpin Rusia Vladimir Putin, meminta dukungan kredit untuk mengimpor bahan bakar menghadapi krisis ekonomi terburuk sepanjang sejarah negara tersebut.

"Baruaan telecon (telekonfensi) yang sangat produktif dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Sambil berterima kasih kepadanya atas semua dukungan yang diberikan oleh pemerintahnya mengatasi tantangan masa lalu, dan saya meminta tawaran dukungan kredit untuk mengimpor bahan bakar ke #lka dalam mengalahkan tantangan ekonomi saat ini," kata Rajapaksa dalam cuitannya di Twitter seperti dilansir dari Associated Press, Rabu (6/7/2022).

Negara-negara Barat sebagian besar memotong impor energi dari Rusia sejalan dengan sanksi atas perangnya terhadap Ukraina.

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe sebelumnya mengatakan, pemerintahnya akan mencari sumber lain terlebih dahulu tetapi belum berhasil.

Sejak serangan Rusia ke Ukraina pada akhir Februari, harga minyak global meroket, mendorong sejumlah negara untuk mencari minyak mentah Rusia, yang ditawarkan dengan diskon besar-besaran.

Krisis ekonomi Sri Lanka menyebabkan kekurangan bahan bakar yang mengerikan, memaksa pemerintah menutup sekolah dan meminta karyawan selain mereka yang memiliki layanan penting bekerja dari rumah untuk mengurangi konsumsi stok bahan bakar yang sangat terbatas.

Pemerintah Sri Lanka sebelumnya mengatakan tidak ada entitas yang mau memasok minyak ke Sri Lanka bahkan dengan pembayaran uang tunai karena perusahaan minyaknya berutang banyak.

Baca Juga: Jadi Negara Bangkrut, Sri Lanka Kesulitan Dapat Dana Talangan IMF

Presiden Rusia, Vladimir Putin. Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa hari Rabu (6/7/2022) mengatakan dirinya menelepon Vladimir Putin meminta dukungan kredit untuk mengimpor bahan bakar menghadapi krisis ekonomi terburuk sepanjang sejarah. (Sumber: POCCNR TV)

Krisis mata uang asing Sri Lanka menyebabkan penundaan pembayaran utang luar negeri pada bulan April sambil menunggu hasil negosiasi dengan Dana Moneter Internasional IMF untuk paket bailout.

Namun, PM Wickremesinghe mengatakan kepada Parlemen, pada Selasa (5/7) bahwa diskusi dengan IMF menjadi rumit dan sulit karena Sri Lanka sekarang menjadi negara bangkrut.

Tidak seperti di masa lalu, ketika Sri Lanka memasuki negosiasi sebagai negara berkembang, kali ini harus menghasilkan laporan keberlanjutan utang kepada IMF untuk persetujuan sebelum kesepakatan dapat dicapai.

Utang luar negeri Sri Lanka mencapai $ 51 miliar dollar AS yang harus dibayar kembali $ 28 miliar pada akhir 2027.

Itu berarti pembayaran rata-rata $5 miliar dollar AS setiap tahun untuk lima tahun ke depan.

Baca Juga: PM Sri Lanka Sebut Ekonomi Negaranya Runtuh, Tak Mampu Beli BBM walau Tunai Sekali pun

Warga Sri Lanka selama beberapa bulan terakhir terpaksa berdiri dalam antrean panjang untuk membeli bahan bakar, gas memasak, dan makanan yang terbatas.

Krisis menyebabkan protes jalanan selama berbulan-bulan dan bentrokan dengan polisi di pompa bensin.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU