> >

Pusing soal Krisis Myanmar, Utusan Khusus ASEAN: bahkan Superman pun Tak Bisa Selesaikan Masalah Ini

Kompas dunia | 6 Agustus 2022, 14:42 WIB
Wakil Perdana Menteri Kamboja dan Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar Prak Sokhonn hari Sabtu, (6/8/2022) mengeluh, "Bahkan Superman pun tidak bisa menyelesaikan krisis Myanmar. (Sumber: AP Photo/Heng Sinith)

Baca Juga: Kecewa dengan Myanmar, ASEAN Ukur Kemajuan Konsensus 5 Poin untuk Diputuskan di KTT November

ASEAN sangat kecewa dengan kemajuan junta militer Myanmar menerapkan konsensus 5 poin, akan mengukur kemajuan untuk diputuskan pada KTT bulan November (Sumber: Straits Times)

"Masalah tidak dapat diselesaikan dengan satu atau dua pertemuan, namun dengan pertemuan bertahun-tahun," kata Prak Sokhonn, yang juga menteri luar negeri Kamboja.

"Negosiasi memakan waktu bertahun-tahun, seperti masalah di Myanmar. Setelah dua kunjungan utusan khusus, dua kunjungan saja, beberapa orang mulai kehilangan kesabaran dan meminta hasil," ujarnya berkeluh kesah.

Dia menandai kemungkinan perjalanan ketiga ke Myanmar pada awal September, bergantung pada kemajuan pada rencana lima poin.

"Terutama jika - dan saya mengatakannya dengan jelas, di depan umum - jika lebih banyak eksekusi dilakukan, maka segala sesuatunya harus dipertimbangkan kembali," katanya.

Pernyataannya itu dibangun di atas pernyataan bersama Menlu ASEAN hari Jumat, yang menekankan perlunya beberapa tindakan nyata dari junta menjelang KTT para pemimpin ASEAN pada bulan November nanti.

Prak Sokhonn harus diizinkan untuk bertemu dengan "semua pemangku kepentingan yang relevan", pernyataan itu menambahkan, sambil menyinggung keputusan junta untuk memblokir akses ke pemimpin terguling Aung San Suu Kyi.

Awal pekan ini, Malaysia, yang memimpin seruan untuk tindakan lebih keras, mengindikasikan bahwa Myanmar bisa saja ditangguhkan keanggotaannya dari blok tersebut jika anggota ASEAN lain tidak melihat kemajuan menjelang pertemuan puncak para pemimpin.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU