> >

Cerita Mahasiswa ITS Berangkat ke Selandia Baru sebagai Relawan Piala Dunia Wanita FIFA 2023

Kompas dunia | 24 Agustus 2023, 07:47 WIB
Rai (baris kedua dari depan dan ketiga dari kanan) bersama rekan-rekan relawan FIFA Womens World Cup lainnya di Stadion Forsyth Barr, Dunedin, Selandia Baru. (Sumber: dokumentasi pribadi)

WELLINGTON, KOMPAS.TV - Gelaran piala dunia sepak bola untuk wanita, FIFA Women’s World Cup (WWC) 2023, telah berakhir dengan Spanyol yang dinobatkan sebagai pemenangnya. Namun siapa sangka, dalam riuhnya kejuaraan yang berlangsung sekitar satu bulan di Selandia Baru dan Australia ini, terdapat seorang mahasiswa Indonesia yang ikut menjadi sukarelawan. 

Angelique Raihany Hadiva yang akrab disapa dengan Rai, adalah seorang pelajar Indonesia yang rela menempuh perjalanan dari Surabaya ke Selandia Baru untuk menjadi tenaga sukarela (volunteer) dalam FIFA WWC 2023. 

Mahasiswi semester 7 yang sedang menempuh studi teknik elektro di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini mengungkapkan bahwa kecintaannya terhadap sepakbola wanita mulai muncul ketika menempuh pendidikan sekolah dasar di tahun 2011, tepatnya ketika ia masih duduk di kelas 4 Sekolah Dasar. Kecintaannya terhadap dunia sepak bola wanita pun semakin tumbuh, terutama ketika menyaksikan gelaran FIFA WWC 2019. 

Baca Juga: Jelang Piala Dunia Perempuan, Pria Bersenjata Melakukan Penembakan Massal di Selandia Baru

“Kecintaan saya terhadap sepak bola wanita semakin besar sejak Women’s World Cup 2019, di mana saya bermimpi ingin berkontribusi lebih dan terlibat dalam perkembangan sepakbola wanita,” ujar Rai yang akhirnya memutuskan untuk mendaftar sebagai tenaga sukarela kala itu.

Pada awalnya Rai mendaftar sebagai tenaga sukarela di Brisbane, Australia, namun akhirnya dia memutuskan untuk mengubah lokasi pilihannya ke Dunedin dan Wellington, Selandia Baru. Alasannya adalah karena saat itu ia juga tengah mendaftar beasiswa pertukaran pelajar Indonesian International Mobility Award (IISMA) ke dua kota tersebut. 

Namun sayang, Rai akhirnya tidak mendapatkan beasiswa IISMA. Tetapi dua minggu berselang, ternyata dia menerima e-mail yang berisi “volunteer role offer” atau tawaran untuk menjadi relawan di FIFA Women’s World Cup di Dunedin, Selandia Baru, sebagai pre-match ceremonies volunteer.

Rai saat bertugas sebagai relawan FIFA Womens World Cup di Stadion Forsyth Barr, Dunedin, Selandia Baru. (Sumber: dokumentasi pribadi)

“Saya senang sekali, karena mimpi saya sejak kelas 12 akhirnya jadi kenyataan,” ujarnya antusias.

Namun demikian, proses keberangkatannya ke Selandia Baru ternyata menemui tantangan. Dia mengalami kesulitan dalam pengurusan visa dan pencarian akomodasi. 

“Ternyata untuk berangkat ke Selandia Baru, saya tidak bisa pakai visa visitor, tetapi harus memakai specific purpose work visa. Karena ketentuan dari Selandia Baru dan FIFA, relawan WWC memang tidak menerima honorarium, tapi mendapatkan benefit yang dapat diuangkan, jadi harus pakai visa kerja,” kata Rai menjelaskan. 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU